Bisnis.com, JAKARTA—Investigator yang memeriksa kecelakaan Ethiopian Airlines menemukan bahwa sistem anti-stall di Boeing 737 Max 8 tersebut telah diaktifkan, atau sama seperti yang terjadi di pesawat Lion Air yang jatuh di Indonesia tahun lalu.
Kata seorang sumber yang ikut dalam pemerikaan, saat ini, para investigator masih mencari beberapa perangkat kunci yang mungkin bisa menjelaskan alasan terjadinya kejadian tersebut.
“Data awal penerbangan dari rekaman kotak hitam jet Boeing Co. 737 Max menunjukkan bahwa sistem anti-stall yang disebut MCAS telah menekan ujung hidung pesawat ke bawah saat kecelakaan pada 10 Maret,” kata sumber tersebut, seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (30/3/2019).
Lebih lanjut, satu dari dua sensor yang disebut angle-of-attack vanes, yang terletak dekat hidung pesawat, diperkirakan juga tidak berfungsi atau rusak sehingga menyebabkan kecelakaan.
Adapun fungsi sensor tersebut yang beriringan dengan sistem MCAS membuat para investigator khawatir apakah Boeing terlalu bergantung dengan perangkat tunggal, sehingga memicu perubahan trayektori dalam tubuh pesawat.
Biasanya, manufaktur pesawat terbang menggunakan poin multiple data untuk memacu sistem otomasi pesawat.
Regulaor, pembuat kebijakan, dan investigator federal pun masih mengkaji apakah Boeing memangkas beberapa bagian sistem pesawat untuk memasarkan 737 Max dalam rangka menyaingi A320neo milik Airbus SE.
Sumber lain menyampaikan, pencarian di puing pesawat pada Kamis (28/3/2019) malam belum dapat menemukan bagian perangkat yang menjadi penyebab kecelakaan tersebut.