Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Pencurian Bayi Komodo, Pengawasan TNK Diperketat

Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor B. Laiskodat meminta Polda NTT menempatkan personelnya untuk mengawasi dan mengamankan Taman Nasional Komodo (TNK).
Anak komodo (Varanus komodoensis) di Kebun Binatang Surabaya (KBS), Surabaya, Jawa Timur, Selasa (5/3/2019./Antara-Zabur Karuru
Anak komodo (Varanus komodoensis) di Kebun Binatang Surabaya (KBS), Surabaya, Jawa Timur, Selasa (5/3/2019./Antara-Zabur Karuru

Bisnis.com, KUPANG – Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor B. Laiskodat meminta Polda NTT menempatkan personelnya untuk mengawasi dan mengamankan Taman Nasional Komodo (TNK).

"Saya meminta Polda NTT untuk melakukan pengawasan dan pengamanan. Wakapolda saat ini ada di Labuan Bajo dan saya minta segera inspeksi di kawasan TNK itu," ujarnya di Kupang pada Kamis (28/3/2019).

Gubernur menyatakan hal itu terkait pengungkapan kasus jual beli satwa dilindungi oleh Polda Jatim di antaranya adalah bayi komodo yang menurut pengakuan dari pelaku diambil dari Flores.

Orang nomor satu di NTT itu menambahkan kasus pencurian bayi komodo di Flores itu bukanlah kasus pembiaran, tetapi lebih pada minimnya pengawasan yang dilakukan instansi yang ditugaskan untuk mengawasi.

"Hal ini karena pengawasannya kurang. Bisa saja juga terjadi adanya permainan karena rentan kendali pengawasan itu terlalu jauh di Jakarta walaupun ada balainya tetapi dengan anggaran terbatas, dan personel yang terbatas hal-hal seperti itu bisa saja terjadi,"tutur dia.

Menurut dia, kasus dugaan pencurian bayi Komodo di TNK itu karena memang minimnya pengawasan dari Balai Taman Nasional Komodo (BTNK).

Oleh karena itu, Laiskodat mendesak agar rencana agar NTT mengambil alih TNK itu bisa dilaksanakan secepatnya sehingga NTT mampu menyiapkan ranger-ranger terbaik untuk mengawasi.

Sementara itu terkait adanya dugaan ada orang dalam yang terlibat dalam kasus jual beli itu, dia mengatakan bahwa serahkan ke pihak kepolisian untuk menangani.

"Kita serahkan ke pihak kepolisian saja untuk menangani hal itu. Siapa pun pelakunya dalang di balik itu harus segera ditangkap," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper