Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Setuju Mengurangi Intervensi Kebijakan Industrinya

Pemerintah China akan mengurangi intervensi langsung di sektor industrinya sebagai langkah untuk menenangkan kekhawatiran AS dari kebijakan industri China yang menjadi inti keluhan AS dalam perang dagang antara kedua negara ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Perang dagang AS-China/istimewa
Perang dagang AS-China/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah China akan mengurangi intervensi langsung di sektor industrinya sebagai langkah untuk menenangkan kekhawatiran AS dari kebijakan industri China yang menjadi inti keluhan AS dalam perang dagang antara kedua negara ekonomi terbesar di dunia tersebut.

Menteri Industri dan Teknologi Informasi China Miao Wei mengatakan bahwa subsidi yang dilakukan untuk industri manufakturnya, seperti pada komoditas baja, akan diberhentikan secara bertahap untuk menenangkan kekhawatiran AS agar perundingan perdagangan yang tengah dilakukan dapat memberikan kesepakatan yang saling menguntungkan.

"Kami secara bertahap akan mengurangi manajemen mikro pemerintah dan intervensi langsung, untuk memungkinkan pasar secara efektif menentukan alokasi sumber daya dan mendukung pengembangan industri manufaktur," ujar Miao Wei seperti dikutip dari Reuters, Senin (25/3/2019).

Sebagai informasi, Departemen Perdagangan AS menemukan bahwa roda baja yang diekspor ke Amerika Serikat disubsidi oleh pemerintah China dan menjualnya dengan harga di bawah nilai wajar.

Akibatnya, AS mengancam untuk melakukan tindakan lebih lanjut jika China tidak mengubah beberapa hal, seperti subsidi industri hingga kekayaan intelektual. Ancaman tersebut salah satunya kenaikan tarif produk yang akan berlaku selama 5 tahun.

Adapun, jumlah impor baja China ke Amerika Serikat cukup besar, yaitu bernilai US$388 juta pada 2017.

Sementara itu, Departemen Perdagangan AS  membuka penyelidikan setelah menerima keluhan dari Accuride Corporation dari Evansville, Indiana, dan Maxion Wheels Akron LLC dari Akron, Ohio.

Temuan kebijakan tersebut pun muncul menjelang perundingann perdagangan terbaru antara AS dan Tiongkok yang berusaha meredakan ketegangan antara dua negara tersebut yang terlah terjadi sejak setahun lalu.

Lalu, ketika diminta untuk mengomentari keinginan Presiden Donald Trump untuk membawa pekerjaan manufaktur kembali ke Amerika Serikat, Miao mengatakan bahwa keputusan seperti itu tidak dapat dibuat oleh satu orang karena seluruh rantai pasokan terlibat.

"Setiap perusahaan akan mempertimbangkan untuk menempatkan rantai pasokannya di suatu negara jika biayanya relatif lebih rendah, ini tujuan hukum ekonomi," katanya.

Dia mengatakan, jika setelah dilakukan perbandingan dan ditemukan bahwa Amerika Serikat memiliki biaya lebih rendah dan memiliki keunggulan dibandingkan negara lain, maka dengan sendirinya perusahaan akan membawa produksinya kembali ke Amerika Serikat.

Di sisi lain, dalam pidatonya, Miao tidak mengatakan apapun mengenai rencana "Made in China 2025", sebuah rencana yang dimaksudkan untuk membantu China mengejar pesaing global dalam teknologi canggih, seperti perangkat semikonduktor, robot, kedirgantaraan, dan kecerdasan buatan.

Selain itu, China berencana untuk meluncurkan papan teknologi gaya Nasdaq yang sangat dinanti menjadi langkah China untuk menghadapi pembatasan AS terhadap kemajuan teknologi China.

Langkah selanjutnya pemerintah adalah menerapkan kebijakan seperti pengurangan pajak dan meningkatkan perlindungan hak kekayaan intelektual, menurut Miao, menambahkan bahwa sektor manufaktur umum akan sepenuhnya diliberalisasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper