Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Keluarga Serahkan Sampel DNA Harina Hafitz WNI Korban Ethiopian Airlines

Kedutaan Besar Republik Indonesia di Addis Ababa, Ethiopia menyatakan telah menerima sampel DNA dari pihak keluarga warga negara Indonesia yang menjadi korban kecelakaan Ethiopian Airlines, Harina Hafitz.
Ilustrasi - Petugas Kepolisian Ethiopia berjalan melewati puing-puing pesawat Ethiopian Airlines Nomor ET 302, Kota Bishoftu, dekat Addis Ababa, Ethiopia, (12/3/2019)./Bisnis-REUTERS-Baz Ratner
Ilustrasi - Petugas Kepolisian Ethiopia berjalan melewati puing-puing pesawat Ethiopian Airlines Nomor ET 302, Kota Bishoftu, dekat Addis Ababa, Ethiopia, (12/3/2019)./Bisnis-REUTERS-Baz Ratner

Bisnis.com, JAKARTA - Kedutaan Besar Republik Indonesia di Addis Ababa, Ethiopia menyatakan telah menerima sampel DNA dari pihak keluarga warga negara Indonesia yang menjadi korban kecelakaan Ethiopian Airlines, Harina Hafitz.

"Jumat sore (15/3), KBRI Addis Ababa menerima sample DNA almarhumah Ibu Harina Hafitz, WNI, salah seorang korban kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines, ET 302 yang terjadi Minggu 10 Maret 2019. Sampel DNA tersebut akan segera disampaikan KBRI Addis Ababa kepada pihak berwenang setempat," kata Duta Besar RI, Al Busyra Basnur melalui keterangan resmi yang diterima Bisnis, Jumat (17/3/2019).

Al Busyra mengatakan otoritas Ethiopia telah membentuk High Steering Committee untuk menangani kecelakaan yang terjadi pada Minggu (10/3/2019) itu. Komite tersebut dipimpin oleh Menteri Transportasi Ethiopia, Dagmawit Mogess dengan anggota Menteri Luar Negeri Markos Tekle, Menkeu, Menkes, Jaksa Agung, Komisaris Polisi Federal, Otoritas Penerbangan Sipil Ethiopia, dan Ethiopian Airlines.

Tim forensik sendiri telah memulai proses identifikasi terhadap sisa-sisa tubuh para korban. Adapun proses penyelidikan diperkirakan akan selesai dalam waktu lima sampai enam bulan. Pasalnya, tim hanya memiliki bagian-bagian kecil tubuh korban karena pesawat meledak saat kecelakaan.

Kendati kepastian identifikasi korban memerlukan waktu yang lama, pihak maskapai akan menerbitkan sertifikat kematian dua pekan mendatang. Otoritas Ethiopia juga telah memberi kantong berisi tanah yang berasal dari lokasi kecelakaan kepada keluarga korban sebagai simbol memorial.

"Tanah itu diberikan karena tak mungkin mengidentifikasi [sisa-sisa jasad] korban dan menyerahkannya pada keluarga," ujar seorang anggota keluarga korban yang enggan diidentifikasi sebagaimana dikutip BBC.

Kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines bernomor penerbangan ET 302 pekan lalu merupakan insiden kedua yang melibatkan Boeing 737 MAX 8 dalam enam bulan terakhir. Pada Oktober 2018, pesawat berjenis serupa dari maskapai Lion Air jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat dan menewaskan 189 penumpang di dalamnya.

Akibat insiden ini, puluhan negara dunia beramai-ramai melarang terbang pesawat terbaru pabrikan Boeing tersebut menyusul kekhawatiran akan keselamatannya. Saat ini, analisis kotak hitam Ethiopian Airlines tengah berlangsung di Prancis dan melibatkan investigator asal Amerika Serikat. Pesawat itu disinyalir mengalami permasalahan serupa dengan Lion Air.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper