Bisnis.com, JAKARTA - Perserikatan Bangsa-Bangsa mengibarkan bendera setengah tiang pada Senin (11/3/2019) sebagai tanda duka cita atas kematian 21 staf organisasi dunia tersebut yang menjadi korban kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutteres di hadapan Majelis Umum mengatakan pengibaran bendera setengah tiang merupakan penanda "hari yang menyedihkan" bagi PBB. Ia lalu memimpin para delegasi untuk mengheningkan cipta sebagai wujud penghormatan kepada para korban.
"Sebuah tragedi global melanda kita begitu dekat, PBB merasakan duka dalam kesatuan," kata Gutteres di sidang Komisi Status Perempuan seperti dikutip Channel News Asia, Selasa (12/3/2019).
Insiden yang menimpa Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan ET-302 terjadi pada Minggu pagi (10/3/2019) tak lama seusai pesawat itu tinggal landas dari Addis Ababa. 157 orang yang berada dalam penerbangan itu tewas, termasuk 21 staf sejumlah organisasi PBB.
Kebanyakan dari mereka akan menghadiri konferensi lingkungan yang rencananya digelar di Nairobi. Program Pangan Dunia PBB (WFP) kehilangan tujuh orang stafnya dalam insiden tersebut, sementara tiga pekerja UNHCR juga tewas.
Tiga korban lainnya bekerja untuk perwakilan PBB di Nairobi. Terdapat pula korban dari Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), Badan Lingkungan Hidup PBB, Organisasi Pangan dan Agrikultur (FAO), Persatuan Telekomunikasi Internasional, dan Program Pembangunan PBB (UNDP).
Baca Juga
Di antara organisasi tersebut, WFP adalah salah satu yang merilis nama staf yang menjadi korban. Kebanyakan dari mereka adalah staf WFP dari Roma yakni Zhen-Zhen Huang dari China, Michael Ryan dari Irlandia dan seorang warga negara Indonesia bernama Harina Hafitz.
Empat orang lainnya adalah Ekta Adhikari dari Nepal, Maria Pilar Buzzetti dan Virginia Chimenti dari Italy dan Djordje Vdovic asal Serbia.
"Di tengah suasana duka, mari kita kenang setiap rekan WFP kita yang rela bepergian dan bekerja jauh dari rumah dan keluarga tercinta untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Hal itu adalah panggilan mereka dan juga seluruh keluarga WFP, kata direktur WFP David Beasley.
Melihat banyaknya staf PBB yang menjadi korban, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan tragedi ini merupakan salah satu yang terburuk bagi PBB