Kabar24.com, JAKARTA — Formasi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Daerah Pemilihan Kalimantan Timur paling sering mengalami kocok-ulang selama periode 2014—2019.
Dari delapan calon anggota legislatif terpilih pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014, hanya Mahyudin dari Partai Golkar dan Kasriyah dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang masih menduduki kursi DPR. Penggantian enam kolega mereka selama 5 tahun ini disebabkan oleh beberapa faktor.
Dimulai dari Marten Apuy yang urung dilantik pada 2014 setelah dijatuhi vonis pidana kasus korupsi. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kemudian mengganti kadernya itu dengan Awang Ferdian Hidayat. Tak sampai habis masa jabatan, Ferdian diganti lagi dengan Zuhdi Yahya karena mengikuti Pilgub Kaltim 2018.
Penggantian dua kali juga dilakukan oleh Partai Demokrat. Setelah Norbaiti Isran Noor memutuskan ikut pilkada serentak pada 2015, Farida Ardans menjadi pengganti. Ihwan Datu Adam lalu meneruskan masa jabatan Farida yang meninggal dunia pada 2016.
Alasan pilkada pula yang membuat Partai Golkar mengganti Neni Moerniaeni dengan Hetifah Sjaifudian. Neni mundur dari Senayan untuk mengikuti Pemilihan Wali Kota Bontang 2015.
Sementara itu, Partai Gerindra menunjuk Budisatrijo Djiwandono sebagai pengganti Luther Kombong yang meninggal dunia pada Juni 2017. Tak ketinggalan, Ari Yusnita dari Partai Nasdem melanjutkan peran Achmad Amins yang mengundurkan diri pada 2015.
Baca Juga
Tahun lalu, penggantian antar waktu (PAW) di DPR juga dilakukan oleh Partai Keadilan Sejahtera. Pasalnya, Hadi Mulyadi memutuskan ikut Pilgub Kaltim 2018 dan menyerahkan kursi empuknya kepada Aus Hidayat Nur.
Dapil Kaltim pada Pileg 2019 pun menjadi medan laga bagi banyak petarung baru, terutama bekas kepala daerah dan tokoh top di daerah kaya batu bara itu. Bekas Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak dan mantan Wali Kota Bontang Andi Sofyan Asdam menjadi andalan utama Partai Nasdem.
Awang dan Andi adalah eks kader Golkar Kaltim. Kepindahan dua figur populer tersebut berpotensi menggerogoti suara partai berlogo beringin yang hendak mempertahankan dua wakilnya di DPR.
Partai Golkar tak lagi bisa mengandalkan Wakil Ketua MPR Mahyudin yang memutuskan menjadi calon anggota Dewan Perwakilan Daerah.
Seperti di daerah lain, PDIP bakal bersandar pada bekas calon kepala daerah yang tidak berhasil dalam pilkada. Pasangan Rusmadi-Safaruddin yang bahu-membahu di Pilgub Kaltim 2018, kini harus saling berjibaku untuk memperebutkan kursi Senayan.
PETAHANA DAPIL KALTIM
Partai Politik | Petahana |
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan | Zuhdi Yahya |
Partai Golkar | Mahyudin |
| Hetifah Sjaifudian |
Partai Gerindra | Budisatrijo Djiwandono |
Partai Demokrat | Ihwan Datu Adam |
Partai Keadilan Sejahtera | Aus Hidayat Nur |
Partai Nasdem | Ari Yusnita |
Partai Persatuan Pembangunan | Kasriyah |
PEROLEHAN SUARA PARPOL PILEG 2014 DI DAPIL KALTIM
Partai Politik | Suara |
Partai Golkar | 362.238 |
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan | 312.574 |
Partai Gerindra | 222.472 |
Partai Demokrat | 159.977 |
Partai Keadilan Sejahtera | 144.705 |
Partai Persatuan Pembangunan | 131.381 |
Partai Nasdem | 117.117 |
Partai Hanura | 98.587 |
Partai Amanat Nasional | 96.998 |
Partai Kebangkitan Bangsa | 84.147 |
Partai Bulan Bintang | 40.586 |
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia | 27.657 |
Total | 1.798.439 |
Sumber: KPU, DPR, diolah