Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CEO McLaren : Penundaan Brexit Bisa Bikin Frustrasi

Penundaan batas waktu bagi Inggris untuk hengkang dari Uni Eropa (Brexit) selama satu atau dua bulan dinilai dapat membuat "frustrasi".
Pengunjuk rasa anti Brexit melambaikan bendera Uni Eropa di luar Gedung Parlemen Inggris di London, Inggris, Selasa (13/11)./Reuters-Toby Melville
Pengunjuk rasa anti Brexit melambaikan bendera Uni Eropa di luar Gedung Parlemen Inggris di London, Inggris, Selasa (13/11)./Reuters-Toby Melville

Kabar24.com, JAKARTA – Penundaan batas waktu bagi Inggris untuk hengkang dari Uni Eropa (Brexit) selama satu atau dua bulan dinilai dapat membuat "frustrasi".

“Jika ada penundaan selama satu atau dua bulan, itu hanya akan membuat frustrasi,” ujar CEO McLaren Automotive Mike Flewitt kepada Reuters dalam sebuah wawancara di pameran mobil di Jenewa.

“Kami ingin tahu apa aturan-aturannya, kami ingin tahu bagaimana kami akan berdagang dengan UE, sebagian untuk menjual mobil di sana, tetapi mungkin yang lebih penting adalah kami mendapatkan banyak komponen di sana,” lanjut Flewitt.

Perusahaan otomotif asal Inggris tersebut diketahui menjual sekitar 4.800 mobil tahun lalu yang diproduksi di pabriknya di wilayah selatan Inggris.

Di sisi lain, menurut Flewitt, jika penundaan menghasilkan Brexit yang lebih tertib dan teratur, maka memang layak jika ditunda.

Inggris dijadwalkan akan meninggalkan Uni Eropa dalam waktu kurang dari empat pekan ke depan, tetapi anggota parlemen Inggris dapat mendukung perpanjangan batas waktunya dalam pemungutan suara parlemen.

Hal ini dapat terjadi jika perjanjian Brexit yang disung Perdana Menteri Theresa May ditolak, yang sekaligus berpotensi memperpanjang ketidakpastian untuk banyak bisnis.

Awal pekan ini, May menyatakan akan menetapkan rencana dana sebesar 1,6 miliar pound untuk membantu mendorong pertumbuhan ekonomi di komunitas pendukung Brexit, khususnya di utara Inggris.

Dana yang disebut “Stronger Towns Fund" ini dipandang oleh banyak orang sebagai bagian dari upaya May untuk memenangkan dukungan terhadap kesepakatan Brexit-nya dari anggota parlemen oposisi Partai Buruh yang mewakili daerah-daerah yang memberikan suara kuat mendukung Brexit.

Pemerintah mengatakan dana tersebut akan ditargetkan di tempat-tempat yang belum merasakan pemerataan kesejahteraan negara dan akan digunakan untuk menciptakan lapangan kerja baru, melakukan pelatihan untuk penduduk, serta meningkatkan kegiatan ekonomi.

"Masyarakat di seluruh negeri memilih Brexit sebagai ungkapan keinginan mereka untuk melihat perubahan; itu harus menjadi perubahan menjadi lebih baik, dengan lebih banyak peluang dan kontrol yang lebih besar," ujar May dalam sebuah pernyataan.

Namun, juru bicara keuangan Partai Buruh, John McDonnell, menganggap dana tersebut sebagai suap untuk Anggota Parlemen agar memilih kesepakatan Brexit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper