Kabar24.com, JAKARTA – Optimisme bisnis di Inggris terjun ke level terendah dalam tujuh tahun bulan ini. Sementara itu, konsumen tetap merasa pesimistis soal prospek ekonomi karena anggota parlemen gagal memberikan kepastian lebih lanjut tentang Brexit.
Menurut laporan Lloyds Bank yang dipublikasikan pada Kamis (28/2/2019), barometer optimisme di antara perusahaan-perusahaan di Inggris turun tajam pada Februari, saat ada lebih sedikit perusahaan yang memperkirakan peningkatan aktivitas bisnis.
Tekanan Inggris meninggalkan Uni Eropa (Brexit) tanpa rencana penyelesaian untuk hubungan di masa depan dengan mitra dagang terbesar Inggris tersebut berdampak buruk.
Perdana Menteri Inggris Theresa May pekan ini mengakui bahwa jadwal yang ditentukan untuk Brexit mungkin perlu ditunda karena dia mencoba untuk mendapatkan kesepakatan melalui Parlemen.
Di sisi lain, konsumen memperlihatkan pandangan yang sedikit kurang suram ketimbang bisnis. Perusahaan riset pemasaran dunia, GfK, melaporkan indeks yang mengukur ekspektasi situasi ekonomi umum di Inggris untuk 12 bulan ke depan menjadi stabil.
Kendati demikian, konsumen tetap merasa pesimistis. Indeks yang mengukur keyakinan konsumen masih berada di kisaran level terendahnya sejak 2013, menurut GfK.
“Sentimen suram yang berkelanjutan terhadap situasi ekonomi secara umum mungkin mengarah pada ketenangan sebelum badai tekanan pascaBrexit dan potensi laporan ekonomi yang negatif,” terang Joe Staton, direktur strategi klien di GfK, seperti dilansir Bloomberg.