Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Munas NU Ikut Bahas RUU Persaingan Usaha

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mendukung penguatan kelembagaan Komisi Pengawas Persaingan Usaha.
Nahdlatul Ulama (NU)./commons.wikimedia.org
Nahdlatul Ulama (NU)./commons.wikimedia.org

Bisnis.com, JAKARTA- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mendukung penguatan kelembagaan Komisi Pengawas Persaingan Usaha.

Hal ini ditandai dengan penyiapan sesi khusus untuk membahas RUU Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha tidak Sehat (LPMPUTS) dan penguatan kelembagaan KPPU. Hal itu diungkapkan oleh komisioner KPPU, Afif Hasbullah, Rabu (27/2/2019).

Afif yang turut hadir dalam kegiatan musyawarah nasional ormas keagamaan terbesar di Indonesia itu mengatakan bahwa panitia menyiapkan waktu khusus untuk melakukan pembahasan dukungan terhadap RUU LPMPUTS.

“Insya Allah bahtsul masail terkait penguatan fungsi dan kewenangan KPPU dalam pemberantasan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat akan dilangsungkan besok [Kamis], juga akan dibahas terkait dengan RUU Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha tidak Sehat yang selama ini terkatung-katung belum juga disahkan”, ujarnya Rabu malam.

Hafif mengatakan, pembahasan mengenai RUU ini dalam kegiatan NU menandakan bahwa organisasi yang pernah dipimpin oleh mendiang Gus Dur itu berpihak pada penguatan ekonomi ummat dan rakyat, agar terbebas dari perilaku persaingan usaha tidak sehat yang seringkali merugikan rakyat kecil.

“Saya sebagai komisioner KPPU juga mengapresiasi setinggi-tingginya kepada PBNU yang telah mengangkat isu persaingan usaha dan KPPU ini dalam munasnya,” tambahnya.

Seperti diketahui, saat ini Pembahasan RUU LPMPUTS cukup alot di tingkat Panitia Kerja RUU LPMPUTS di DPR. Proses pembahasan RUU anti monopoli ini telah berlangsung berbulan-bulandan terjadi tarik menarik kepentingan dari banyak pihak.

PBNU, ujar Hafif, berharap RUU LPMPUTS segera menemukan kata final untuk disahkan dan menggantikan Undang-undang No. 5/1999 yang sudah tidak relevan karena adanya perkembangan dalam dunia perdagangan dan industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper