Bisnis.com, JAKARTA -- Di antara produsen produk konsumer terbesar dunia, perusahaan asal Eropa yakni Unilever NV, L'Oreal SA dan Danone SA adalah yang paling siap untuk menghadapi efek perubahan iklim jika dibandingkan dengan perusahaan serupa lainnya.
Organisasi non profit CDP, dulu dikenal sebagai Carbon Disclosure Project, menggunakan pendekatan double-barreled dalam memeringkat 16 perusahaan konsumen terbesar dengan melihat faktor paparan emisi, penggunaan air, dan tata kelola iklim.
Diasumsikan bahwa bisnis konsumer di masa depan perlu menyesuaikan diri dengan efek dari pemanasan global demi keselarasan ekosistem alam dan menarik perhatian bagi target pasar yang semakin peduli terhadap lingkungan.
"Jika kita semua mulai terkena risiko dari perubahan iklim, kita sebagai konsumer akan jauh lebih sadar untuk membeli produk yang memiliki dampak lingkungan paling sedikit," ujar Carole Ferguson, Kepala Riset Investor di CDP, seperti dikutip melalui Bloomberg, Selasa (26/2/2019).
Berdasarkan laporan dari riset yang dilakukan CDP, Unilever menempati urutan teratas berkat perubahan drastis pada portofolio bisnis perusahaan yang berpusat di London, Inggris.
Penilaian CDP juga memperhitungkan aksi korporasi Unilever pada 2016 yang memutuskan untuk mengakuisisi perusahaan asal Amerika Serikat, Seventh Generation Inc., yang merupakan merek rendah karbon yang menyumbang sebagian besar pertumbuhan pendapatan Unilever.
L'Oreal, menyusul di peringkat kedua, memiliki rantai pasokan yang paling aman dari risiko perubahan iklim secara fisik dan memiliki skor tinggi terhadap program energi terbarukan.
Sementara itu, investasi Danone di bidang kesehatan tanah dan penyediaan air, serta berbagai produk vegan yang mereka produksi menempatkan perusahaan asal Perancis ini di peringkat ketiga.
Ferguson melanjutkan, perusahaan asal Amerika Serikat yakni Kraft Heinz Co. dan Estee Lauder Cos. berada pada urutan bawah di daftar CDP.
Organisasi tersebut mengatakan bahwa merek dagang Kraft Heinz, milik Kraft dan Oscar Mayer, ketinggalan jaman pada inovasi rendah karbon serta ketergantungan mereka terhadap hasil ternak seperti daging dan susu membuat perusahaan jauh lebih rentan terhadap risiko perubahan iklim secara fisik.
Kepala Reputasi Global Perusahaan Caroline Krajewski mengatakan bahwa Kraft Heinz tahun lalu berkomitmen untuk menetapkan tujuan pengurangan emisi gas rumah kaca jangka panjang. Serta, berupaya mengurangi dampak dalam bida logistik, pengemasan, dan pertanian.