Bisnis.com, JAKARTA – Elektabilitas Partai Gerindra terdongkrak salah satunya karena efek adanya gerakan 212 berdasarkan sigi Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Hasil tersebut tidak sepenuhnya benar.
Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria mengatakan bahwa suara partainya sudah terlihat bagus sejak pemilu 2014.
“Suara Gerindra itu semua orang tahu, tidak usah disurvei juga orang tahu ada peningkatan dari dulu. Dari pemilu 2014 kita ranking 3,” katanya di Jakarta, Kamis (21/2/2019).
Kemudian pada 2015 Riza menjelaskan bahwa Polltracking menyebut naik menjadi peringkat dua. Artinya, sebelum ada gerakan 212 suara Gerindra terus melambung.
“Kalau sekarang ada dukungan masyarakat, 212 tentu kita hargai dan hormati dan memberi dampak yang positif. Kalau tadi 212 meningkatkan suara, saya kira tidak salah,” jelasnya.
Berdasarkan hasil sigi Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menjadi partai politik yang paling banyak dipilih masyarakat saat ini dengan elektabilitas mencapai 23,7%.
Pada urutan kedua terdapat Partai Gerindra dengan elektabilitas 14,6%. Kemudian, Golkar menempati urutan ketiga dengan raihan 11,3%.
PKB menempati urutan keempat dengan raihan 8,2%. Kemudian, di posisi lima ada Partai Demokrat yang didukung 5,4% responden.
Elektabilitas PDIP berdasarkan data LSI menurun dibanding periode Desember 2018. Saat itu, PDIP meraih dukungan 27,7%.
Berbeda dengan PDIP, dukungan bagi Gerindra terhitung naik dari 12,9% pada Desember 2018. Elektabilitas Golkar juga naik tipis dari 10% di periode yang sama.