Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah Pengemudi Dibatasi, Uber Bawa New York City ke Pengadilan

Uber Technologies Inc. membawa Pemerintah New York City ke pengadilan terkait pembatasan jumlah pengemudi yang beroperasi di jalan.
Ilustrasri - uber Taxi/mises.org
Ilustrasri - uber Taxi/mises.org

Bisnis.com, JAKARTA - Uber Technologies Inc. membawa Pemerintah New York City ke pengadilan terkait pembatasan jumlah pengemudi yang beroperasi di jalan.

Pejabat setempat membenarkan ada pembatasan jumlah pengemudi sebagai cara untuk mengurangi kemacetan. Dalam gugatan yang diajukan kemarin, Uber berpendapat bahwa kota itu tidak memiliki bukti untuk membuktikan klaim itu [kemacetan].

Perusahaan juga menuduh Walikota Bill de Blasio memperlakukan bisnisnya secara tidak adil. Menurut salinan pengaduan yang diberikan oleh Uber, perusahaan mengatakan walikota tidak berniat untuk meninjau studi kemacetan yang sedang berlangsung dan justru terus-menerus membatasi jumlah pengemudi di kota tersebut.

"Tidak ada tuntutan hukum yang mengubah fakta bahwa Uber membuat kemacetan di jalan-jalan kami lebih buruk dan membayar pengemudi mereka kurang dari upah layak," kata juru bicara de Blasio, Seth Stein, seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (16/2/2019).

Uber juga berpendapat bahwa Pemerintah New York City melangkahi otoritas negara bagian untuk menetapkan jumlah pengemudi profesional di jalan. Di sisi lain, ekspansi di salah satu pasar transportasi terbesar di dunia tersebut sangat penting bagi Uber.

Kemarin perusahaan tersebut melaporkan kerugian yang disesuaikan senilai $1,8 miliar untuk 2018 dengan ditandai oleh perlambatan pertumbuhan penjualan triwulanan. Adapun perusahaan menargetkan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) pada pertengahan tahun ini.

Untuk New York City, gugatan tersebut mencerminkan hubungan yang semakin agresif antara kota dan perusahaan teknologi global. Dua minggu yang lalu, Lyft Inc. dan perusahaan startup lainnya, Juno USA LP, menggugat komisi transportasi kota atas penerapan aturan upah minimum untuk pengemudi.

Pada Kamis lalu, Amazon.com Inc. mengatakan peluang untuk membangun kantor baru yang luas di Queens guna mendukung 25.000 karyawan semakin sempit. Sementara itu, Airbnb Inc. dan perusahaan penyewaan rumah lainnya bertarung melawan kota di pengadilan atas permintaan untuk menyerahkan data penyewa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lucky Leonard
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper