Bisnis.com, JAKARTA—Divisi pengiriman kendaraan listrik ke Amerika Utara milik Tesla Inc. di Las Vegas menerima imbas paling parah dari pemutusan hubungan kerja (PHK) gelombang kedua pada bulan lalu.
Pemangkasan yang diberlakukan kepada salah satu divisi krusial tersebut memutus lebih dari separuh total pekerja.
Sebanyak 150 pegawai diberhentikan dari divisi yang terdiri dari 230 karyawan tersebut pada Januari. Divisi tersebut, sebelumnya bertugas mengantarkan puluhan ribu Tesla Model 3 kepada pembeli di Amerika Serikat dan Kanada.
PHK tersebut diperkirakan menambah kekhawatiran investor bahwa model tersebut masih terlalu mahal untuk pasar. Pasalnya, permintaan terhadap mobil tersebut sudah mulai menurun setelah keringanan pajak konsumer berakhir tahun lalu.
Di sisi lain, Tesla telah menyampaikan bahwa kawasan Amerika Utara bukan menjadi pasar prioritas mereka saat ini. Perseroan akan berfokus menggarap pasar di China dan Eropa pada kuartal pertama tahun Babi Tanah.
“Tidak banyak mobil yang dikirim, anda tidak memerlukan terlalu banyak tim karena memang tidak banyak mobil yang datang untuk dikirim,” kata salah seorang pegawai pada Sabtu (9/2/2019).
Pengiriman Model 3 merupakan fokus perseroan pada paru akhir tahun lalu. Hal itu dilakukan untuk memenuhi keinginan pembeli yang ingin mendapatkan mobil tersebut sebelum US$7.000 keringanan pajak berakhir.
Model tersebut menjadi kunci dalam rencana sustainibilitas Tesla dalam jangka panjang. Perusahaan menargetkan untuk terus meraup untung pada setiap kuartal tahun ini, dengan pertimbangan mereka dapat menjual lebih banyak Model 3 dan terus dapat mengurangi biaya operasional.
Namun demikian, hingga berita ini diturunkan, Tesla menolak berkomentar terkait pengurangan jumlah pekerja di tim pengiriman tersebut. Perseroan masih merahasiakan jumlah pasti dari pegawai pengiriman yang ditempatkan di lokasi lainnya.
