Bisnis.com, JAKARTA - Potensi suara besar yang dimiliki pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin diharap dapat dimaksimalkan jelang hari pemungutan suara pilpres 2019. Ada 10 parpol pendukung pasangan itu.
Ma'ruf Amin dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Jumat (8/2/2019), meminta dukungan dari 10 parpol mampu diwujudkan dalam bentuk nyata.
"Partai pengusung besar. Jadi 10 partai dengan masuknya (dukungan) PBB. Gimana ini dikonversi menjadi poin elektabilitas," ujar Ma'ruf.
Jokowi-Ma'ruf diusung 9 parpol pada pemilu 2019, yakni PDI Perjuangan, PPP, PKB, Golkar, Nasdem, PSI, Perindo, PKPI, dan Hanura. Belakangan, PBB juga menyatakan dukungan bagi pasangan itu.
Menurut Ma'ruf, potensi suara besar yang dia dan Jokowi miliki harus terbukti saat hari pemungutan suara tiba.
"Jadi potensi besar, tapi kalau hasilnya kecil ini ada yang tidak beres, ada yang miss," tutur Ma'ruf.
Baca Juga
Ma'ruf juga menyebut potensi meningkatkan elektabilitas muncul dari tingginya angka kepuasan masyarakat terhadap hasil pembangunan pemerintahan era Jokowi.
"Kepuasan menurut survei 70%, kepuasan masyarakat itu harus dikonversi dalam bentuk suara. Kalau tidak berarti ada sesuatu yang miss. Jadi potensi ini harus dioptimalkan," ujar Ma’ruf.
Mengutip hasil survei Populi Centre 20-27 Januari lalu, tercatat soliditas pemilih Jokowi-Ma'ruf meningkat dari 88,9% sebelum menjadi 90,8% persen setelah debat perdana pemilu 2019 digelar. Pemilih solid di kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno juga naik dari 82,6% menjadi 85,5%.
Survei Populi dilakukan di 34 provinsi dengan metode multistage random sampling. Ada 1.486 responden yang dilibatkan. Tingkat margin of error survei itu sebesar kurang lebih 2,53%.
Bagi Jokowi-Ma'ruf, pemilih paling solid berasal dari PKB (76,5%), PDIP (89,8%), NasDem (75%), dan Hanura (75%). Pemilih Jokowi-Ma'ruf yang belum solid meski memilih parpol anggota koalisinya ada di Perindo (58,3%), PPP (57,1%), dan PSI (50%).
Tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Jokowi juga naik berdasarkan hasil survei itu menjadi 68,1% dari 66,4% pada Desember 2018.
“Sementara [responden] yang menjawab tidak puas pada bulan Januari sebesar 27,7%, turun sedikit dibanding bulan sebelumnya 29,7%,” kata Peneliti Populi Center Dimas Ramadhan di Jakarta, Kamis (7/2/2019).