Bisnis.com, JAKARTA--Debat Pemilihan Presiden (Pilpres) perdana yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) mulai memanas.
Pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saling serang terkait isu hukum, hak asasi manusia, dan korupsi.
Awalnya, Prabowo menyinggung soal aparat hukum yang dinilai berat sebelah. Dia mencontohkan bahwa ada kepala daerah dukung pasangan calon nomor urut 01, tetapi tak ditindak.
Sementara, ada kepala desa di Jawa Timur yang dipersoalkan karena mendukung Prabowo-Sandiaga. Menurutnya, tindakan ini merupakan bentuk perlakuan tidak adil. Jokowi pun langsung menangkis ucapan Prabowo dengan sedikit "menyindir".
"Jangan menuduh seperti itu Pak Prabowo. Karena kita ini negara hukum ada prosedur hukum, mekanisme hukum kalau ada bukti sampaikan ke aparat. Jangan kita grusa-grusu.
Dia lantas menyindir soal kejadian yang menimpa tim kampanye Prabowo-Sandiaga, khususnya terkait kasus pernyataan bohong Ratna Sarumpaet.
Ratna saat ini ditahan di Kejaksaan Agung karena terbukti menyebarkan hoax bahwa dirinya dianiaya beberapa bulan lalu. Padahal Ratna mengaku mukanya lebam karena melakukan operasi plastik.
"Jurkam Pak Prabowo katanya dianiaya, mukanya babak belur. Akhirnya apa yang terjadi ternyata operasi plastik. Kalau ada bukti silahkan lewat mekanisme hukum. Gampang sekali, kenapa harus nuduh-nuduh seperti itu?" kata Jokowi.