Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pidato Prabowo: Tak Sudi Pembangunan Indonesia Didikte Negara Lain

Calon Presiden 2019-2024 nomor urut 02, Prabowo Subianto mengaku gusar dengan nasib rakyat Indonesia yang belum bisa mendapatkan keadilan dan kemakmuran di negeri yang kekayaan alamnya sangat melimpah.Di pihak lain, arah pembangunan Indonesia dinilai oleh Prabowo berada dalam dikte bangsa lain.
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (kedua kiri) mengunjungi pengungsi korban bencana gempa, tsunami dan likuifaksi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Selasa (8/1/2019)./ANTARA-Mohamad Hamzah
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (kedua kiri) mengunjungi pengungsi korban bencana gempa, tsunami dan likuifaksi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Selasa (8/1/2019)./ANTARA-Mohamad Hamzah

Bisnis.com, JAKARTA - Calon Presiden 2019-2024 nomor urut 02, Prabowo Subianto mengaku gusar dengan nasib rakyat Indonesia yang belum bisa mendapatkan keadilan dan kemakmuran di negeri yang kekayaan alamnya sangat melimpah.

Di pihak lain, arah pembangunan Indonesia dinilai oleh Prabowo berada dalam dikte bangsa lain.

"Kalau kita tidak hati-hati, kalau kita tidak waspada, kalau kita tidak berubah, kalau kita tidak bertindak dengan segera, situasi ini akan terus berlanjut ke arah yang lebih buruk," katanya dalam Pidato Kebangsaan berjudul "Indonesia Menang" di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC) Senayan Jakarta Selatan, Senin malam (14/01/2019).

Prabowo menegaskan kondisi tersebut tidak boleh dibiarkan terjadi, apalagi di sebuah negara yang sudah merdeka. "Kita semua berkeyakinan, Indonesia akan bertahan 1.000 tahun ke depan".

Namun Prabowo mengungkapkan fakta-fakta yang dihadapi negara Indonesia saat ini. "Tapi, saudara-saudara sekalian, apakah negara yang tidak mampu membayar rumah sakit, yang tidak mampu menjamin makan untuk rakyatnya, yang tidak mampu punya militer yang kuat,dapat bertahan 1.000 tahun?

Apakah negara yang cadangan BBM nasionalnya hanya kuat untuk 20 hari, yang cadangan berasnya kurang dari 3 juta ton, dapat bertahan jika ada serangan, atau krisis keamanan?".

Mantan Danjen Kopassus ini kemudian menjelaskan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pun mengatakan, jika perang, Indonesia hanya mampu bertahan 3 hari karena peluru TNI hanya cukup untuk 3 hari perang. "Ini bukan kami yang menyampaikan, tapi pemerintah sendiri".

Di tengah persaingan antara negara yang semakin ketat dari waktu ke waktu, menurut Prabowo, Indonesia harus bergerak maju. Tidak boleh kalah bersaing, apalagi didikte oleh negara lain.

"Kita harus ingat, persaingan antar bangsa itu keras. Sejarah peradaban manusia ribuan tahun itu keras. Jangan kita tergantung kepada bangsa lain. Jangan kita berharap bangsa lain akan baik, akan kasihan kepada kita".

Prabowo kemudian menyelipkan pernyataan dari ahli sejarah Thucydides, yang hidup kurang lebih 50 tahun sebelum Masehi. "The strong will do what they can, the weak suffer what they must. Jadi kalau dalam bahasa Indonesia, yang kuat akan berbuat apa yang dia mampu buat, yang lemah akan menderita apa yang dia harus menderita," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yusran Yunus
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper