Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Venezuela Nicolas Maduro dilantik untuk menjalani masa jabatannya yang kedua di tengah seruan berbagai negara agar dia mengundurkan diri.
Maduro dilantik di Mahkamah Agung, bukan di hadapan para anggota parlemen, yang kewenangannya dilucuti sejak partai pimpinannnya kalah pada 2016.
Dalam pidatonya, Maduro mengatakan masa jabatannya selama enam tahun ke depan merupakan langkah perdamaian bagi Venezuela. Dia juga menegaskan bahwa dirinya terpilih secara demokratis seraya menuding Amerika Serikat telah melancarkan perang ekonomi terhadap negaranya.
"Venezuela berada di pusat perang dunia pimpinan imperialisme Amerika Serikat dan negara-negara satelitnya," ujar pria berusia 56 tahun itu sebagaimana dikutip BBC.com, Jumat (11/1/2019).
"Ada masalah-masalah di Venezuela, seperti halnya di negara lain. Namun kami, rakyat Venezuela harus mengatasinya tanpa intervensi asing," ujarnya.
AS, Uni Eropa, dan sejumlah negara lain yang tergabung dalam Organisasi Negara-Negara Benua Amerika (OAS) menolak masa jabatan kedua Maduro dengan alasan pemilihan Mei 2018 lalu tidak berlangsung jujur dan adil.
Baca Juga
"AS tidak akan mengakui pelantikan kediktatoran Maduro yang tidak sah," cuit penasihat keamanan nasional, John Bolton.
"Kami akan terus meningkatkan tekanan terhadap rezim korup, mendukung Majelis Nasional yang demokratis, dan menyerukan demokrasi dan kebebasan di Venezuela," tulis Bolton.
Kecaman juga dilayangkan Kelompok Lima yang terdiri dari 14 negara yang mayoritas berada di Amerika Selatan. Kecuali Meksiko, negara-negara tersebut mendesak Maduro mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaan ke parlemen.
Bahkan, sesaat setelah Maduro dilantik, Paraguay mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Venezuela dan memanggil pulang para diplomatnya. Namun, tidak semua menolak Maduro. Sejumlah pemimpin berhaluan kiri hadir dalam acara pelantikan tersebut.
Mereka adalah Presiden Kuba, Miguel Diaz-Canel, Presiden Bolivia, Evo Morales, Presiden El Salvador, Salvador Sanchez Ceren, dan Presiden Nikaragua, Daniel Ortega.