Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Jepang mengucurkan US$ 150 juta atau sekitar Rp 2 triliun untuk membeli pulau kecil di bagian timur untuk latihan terbang pilot pesawat tempur AS.
Rencana ini ditentang orang-orang yang tinggal di dekatnya dan mengaku tidak pernah diajak berdikusi terkait rencana tersebut.
Menurut laporan Russia Today, Kamis (10/11/2019), Pemerintah AS dan Jepang tertarik pada Pulau Mageshima untuk dijadikan lokasi latihan baru, untuk latihan simulasi pendaratan kapal induk sejak 2011.
Pulau seluas 8 kilometer persegi yang tidak berpenghuni adalah bagian dari kepulauan Osumi di Laut Cina Timur. Sementara pulau ini dikelola oleh kota Nishinoomote di pulau Tanegashima di dekatnya, pulau ini dimiliki oleh perusahaan pengembangan yang berbasis di Tokyo, yang bernegosiasi dengan pemerintah.
Ini bukan latihan Amerika pertama, yang melibatkan jet tempur lepas landas dan mendarat di sebidang tanah yang dibuat menyerupai kapal induk, yang ditentang warga Jepang di sekitar.
Latihan awalnya diadakan di pangkalan angkatan laut Atsugi di Prefektur Kanagawa, tetapi suara bising pesawat dikeluhkan oleh warga dan bahkan terpaksa pindah.
Baca Juga
Pulau Iwo Jima, yang kebetulan secara historis adalah lokasi pertempuran paling berdarah antara AS-Jepang selama Perang Dunia II, telah digunakan untuk melakukan latihan sejak tahun 1991. Namun, AS menganggap pangkalan itu terlalu jauh dari lokasi pendaratan alternatif di Jepang jika cuaca buruk.
Lokasi latihan baru ini berlokasi hanya 11 kilometer dari Nishinoomote, tapi baik militer AS maupun Jepang tidak berunding dengan penduduk setempat, yang mengaku hanya diberi sedikit informasi tentang kesepakatan.
"Sejauh ini sama sekali tidak ada penjelasan di kota, kami tidak tahu apa-apa tentang perincian spesifik dari kesepakatan itu...berbagai kekhawatiran seperti kebisingan harus dipertimbangkan, dan saya khawatir akan ada perluasan lebih lanjut nanti," kata anggota dewan kota setempat, Hiromi Nagano.
Wali Kota Shunsuke Yaita, juga merilis pernyataan tentang masalah ini, yang menyatakan bahwa ia percaya ada cara lain yang lebih baik untuk memanfaatkan pulau itu.
Kehadiran militer AS di Jepang tetap menjadi titik dilematis dalam hubungan antara sekutu, dengan pangkalan udara dan laut di Okinawa.
Selain menjadi situs bersejarah di mana sekitar 200.000 orang Jepang tewas, termasuk 94.000 warga sipil, skandal tingginya tingkat perkosaan oleh personel militer AS telah memicu protes oleh warga setempat, hingga pihak pemerintah daerah menginginkan pangkalan AS dipindahkan.
Saat ini ada sekitar 50.000 tentara AS yang ditempatkan di seluruh pangkalan militer di Jepang, pasca-Perang Dunia II, yang membuat Jepang menjadi negara sekutu utama AS di Asia Pasifik.