Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tuduhan Kecurangan Pemilu Bangladesh Mulai Diselidiki

Komisi Pemilihan Bangladesh menyelidiki tuduhan kecurangan dalam pemungutan suara dari berbagai wilayah negara itu pada Minggu (30/12/2019).
Warga Kota Dhaka antre di tempat pemungutan suara dalam pemilihan presiden di Bangladesh./Reuters-Mohammad Ponir Hossain
Warga Kota Dhaka antre di tempat pemungutan suara dalam pemilihan presiden di Bangladesh./Reuters-Mohammad Ponir Hossain

Bisnis.com, DHAKA – Komisi Pemilihan Bangladesh menyelidiki tuduhan kecurangan dalam pemungutan suara dari berbagai wilayah negara itu pada Minggu (30/12/2019), kata juru bicara kepada Reuters.

Sementara itu, pemungutan suara untuk pemilihan umum diwarnai kekerasan tersebut berakhir dan penghitungan suara dimulai.

Bentrokan pendukung Liga Awami, yang berkuasa, dengan lawannya menewaskan sedikit-dikitnya 17 orang dan mencederai lebih 20, kata polisi, di tengah-tengah laporan bahwa lebih dari 30 calon dari oposisi, yang mengeluhkan kecurangan, menarik diri dari pencalonan dalam pemilihan umum pertama, yang kompetitif, di negara itu dalam satu dasawarsa.

Sebanyak tujuh orang dari partai berkuasa dan lima dari aliansi oposisi dilaporkan termasuk di antara yang tewas dalam kekerasan itu.

Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) sebagai oposisi utama mengatakan salah seorang calonnya dari Dhaka ditusuk selagi dia berkeliling di daerah pemilihannya. Polisi mengatakan latar belakang dan motif dari serangan terhadap Salahuddin Ahmed belum jelas.

Komisi Pemilihan itu menyatakan pihaknya akan bertindak jika benar terjadi kecurangan, bahkan sementara sedikitnya tiga pemilih di bagian tenggara Bangladesh, termasuk seorang wartawan, mengatakan mereka dilarang memasuki tempat pemungutan suara atau diberitahu kertas-kertas suara mereka sudah ada yang coblos.

"Kami menerima tuduhan-tuduhan (kecurangan) dari seluruh wilayah dan sedang menyelidikinya," kata S.M. Asaduzzaman, juru bicara komisi itu.

"Jika benar terjadi dan sudah ada kepastian dari saluran kami, maka langkah akan diambil sesuai dengan peraturan."

Wartawan Reuters dari berbagai wilayah di negara berpenduduk 165 juta jiwa itu melihat tingkat partisipasi pemilih yang relatif sedikit di tempat-tempat pemungutan suara selama pemilihan berlangsung, yang diperkirakan dimenangi oleh Perdana Menteri Sheikh Hasina, yang akan memimpin lagi untuk ketiga kali jika menang.

Dalam pemilihan tersebut ia menghadapi oposisi yang pemimpinnya ditahan karena dituduh melakukan korupsi.

Jaringan Internet bergerak diblokir dan jalan-jalan di Dhaka, ibu kota Bangladesh, relatif sepi karena banyak warganya memberikan suara di kampung-kampung halaman mereka. Yang lain terlihat masuk ke tempat pemungutan suara, tempat poster-poster partai berkuasa dengan simbol "perahu" bertebaran, jauh melebihi jumlah poster oposisi.

Jutaan anak muda yang terdaftar sebagai pemilih pemula memberikan suara dalam pemilihan itu. Oposisi utama BNP memboikot pemilihan sebelumnya pada tahun 2014 karena dinilai tidak bebas dan adil.

Liga Awami, yang mengklaim mampu meningkatkan ekonomi dan pembangunan Bangladesh, diperkirakan menang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara/Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper