Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemilu Bagladesh Dimulai, Korban Tewas Berjatuhan

Sedikitnya empat orang tewas dalam aksi kekerasan saat pemilihan umum Bangladesh berlangsung hari ini sebagai pemilu nasional pertama dalam satu dekade terakhir.
Bendera Bangladesh/Istimewa
Bendera Bangladesh/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA—Sedikitnya empat orang tewas dalam aksi kekerasan saat pemilihan umum Bangladesh berlangsung hari ini sebagai pemilu nasional pertama dalam satu dekade terakhir.

Salah satu korban tewas dilaporkan akibat tindakan polisi menghentikan serangan di TPS. Korban tewas itu merupakan yang  pertama akibat aksi kekerasan dan penangkapan massal terhadap para pemimpin oposisi dan aktivis.

Lebih dari 100 juta pemilih memberikan suara untuk menetukan kelanjutan pemerintahan Sheikh Hasina yang telah berlangsung selama satu dekade. Dia adalah putri pemimpin kemerdekaan negara itu yang dinilai berhasil memacu pertumbuhan ekonomi, namun dianggap merusak institusi demokrasi negara tersebut.

Pihak berwenang di negara itu menutup layanan 3G dan 4G untuk melawan apa yang mereka sebut "propaganda". Akan tetapi para aktivis oposisi mengatakan tindakan itu juga mencegah mereka melaporkan segala penyimpangan dalam pemungutan suara.

Partai Liga Awami yang berkuasa mengatakan seorang aktivis partai tewas setelah menderita cedera kepala saat bentrok dengan para pendukung oposisi utama Partai Nasionalis Bangladesh (BNP). 

"Dia meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit," kata kepala polisi setempat Najibul Islam sebagaimana dikutip Theguradian.com, Minggu (30/12). 
Seorang pria lainnya tewas ketika polisi menembaki aktivis oposisi yang mereka katakan telah menyerang sebuah tempat pemungutan suara di kota Bashkhali. 

“Satu orang terbunuh karena luka tembak. Kami menembak untuk membela diri, ”kata kepala polisi setempat Mohammad Kamal Hossain.

Kematian tersebut membuat jumlah orang yang dikonfirmasi oleh polisi telah meninggal karena kekerasan terkait pemilihan menjadi 10 orang.

BNP menuduh polisi menangkap beberapa pengamat pada Sabtu dan pengawas pemilu takut  pergi ke TPS untuk memantau pemungutan suara. 

Kelompok oposisi mengatakan kampanye menjelang hari Minggu adalah yang paling keras dalam sejarah 47 tahun negara itu. Lebih dari 8.200 orang yang menentang Hasina telah ditangkap, dan lebih dari 12.000 orang dilakporkan terluka.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper