Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Government Shutdown AS akan Berlangsung Hingga Natal

Pada Sabtu (22/12/2018), Senat AS masih belum berhasil membuat keputusan terkait permintaan Presiden AS Donald Trump yang ingin meminta lebih banyak dana untuk membangun dinding perbatasan dengan Meksiko.
Papan pengumuman menyatakan gedung National Archive di Washington DC, AS ditutup selama government shutdown (penutupan pemerintah) sementara diberlakukan, Sabtu (22/12/2018)./Reuters-Joshua Roberts
Papan pengumuman menyatakan gedung National Archive di Washington DC, AS ditutup selama government shutdown (penutupan pemerintah) sementara diberlakukan, Sabtu (22/12/2018)./Reuters-Joshua Roberts

Bisnis.com, JAKARTA — Penutupan (shutdown) parsial di pemerintahan AS bakal berlangsung hingga melewati libur Natal.

Pada Sabtu (22/12/2018), Senat AS masih belum berhasil membuat keputusan terkait permintaan Presiden AS Donald Trump yang ingin meminta lebih banyak dana untuk membangun tembok perbatasan dengan Meksiko.

Wakil Presiden (Wapres) AS Mike Pence dan Kepala Staf Gedung Putih Mich Mulvaney telah berupaya meyakinkan anggota Senat dari Partai Demokrat Chuck Schumer, tapi belum berhasil mencapai kesepakatan untuk kembali membuka operasional pemerintahan.

“Wapres datang untuk berdiskusi dan memberikan penawaran. Sayangnya, kami masih jauh [dari kata sepakat],” kata juru bicara Schumer, seperti dilansir Reuters, Minggu (23/12).

Berhubung tidak ada kesepakatan untuk mendanai proyek pemerintah tersebut, Kepala Senat Partai Republik Mitch McConnell menunda pertemuan senat hingga Kamis (27/12). Meskipun McConnell menyampaikan bahwa pertemuan senat dapat dilakukan sewaktu-waktu jika ada kesepakatan yang tercapai, government shutdown dipastikan bakal terus berlangsung hingga keputusan tersebut dihasilkan.

Adapun para pembuat kebijakan tampaknya akan berlibur dan meninggalkan Trump bersama Senat dari Partai Demokrat di Washington untuk terus berseteru di posisinya masing-masing.

Pendanaan untuk sekitar seperempat program pemerintah federal—termasuk di dalamnya program milik Departemen Keamanan, Departemen Kehakiman, dan Departemen Pertanian—telah kedaluwarsa pada Jumat (21/12) dini hari dan tidak akan diperpanjang hingga tercapai kesepakatan.

Sejumlah taman nasional yang dikelola pemerintah federal pun ditutup dan lebih dari 400.000 karyawan utama federal di sejumlah agensi akan bekerja tanpa dibayar hingga perselisihan presiden dan senat tersebut diselesaikan. Sementara itu, lebih dari 380.000 karyawan pemerintah juga akan diliburkan atau ditempatkan dalam status cuti.

Di sisi lain, sejumlah layanan pemerintah seperti kegiatan penegakan hukum, patroli di perbatasan, pengiriman surat, dan operasional di bandar udara masih akan tetap beroperasi.

Shutdown parsial kali ini, yang merupakan ketiga kalinya pada tahun ini, telah menjadi tantangan berat bagi Trump. Pasalnya, hal itu terjadi berdekatan dengan pengunduran diri Menteri Pertahanan James Mattis yang protes atas keputusan Trump untuk menarik angkatan bersenjata AS di Suriah. 

Selain pengunduran Mattis, keputusan Trump tersebut juga telah menimbulkan banyak kritik dari berbagai pihak, termasuk dari anggota senior Partai Republik di Kongres AS. Gejolak politik seperti itu pun menambah kekhawatiran ke dalam ekonomi dan berhasil memengaruhi sentimen investor. 

Saham-saham di AS pun tergerus ke level terendahnya dalam 17 bulan terakhir, atau performa mingguan terburuk sejak Agusus 2011, pada akhir perdagangan Jumat (21/12), dengan indeks S&P 500 jatuh 1,2% pada pukul 16.01 waktu New York.

Disfungsi yang terjadi di Washington diperkirakan bakal terus berlanjut pada tahun depan, ketika Demokrat memiliki posisi yang kuat di DPR per Januari 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper