Bisnis.com, JAKARTA - Koalisi Indonesia Adil Makmur atau KIAM dinilai sengaja mengalihkan fokus ke Jawa Tengah (Jateng), karena tidak percaya diri menggarap pemilih Jawa Timur yang condong kepada pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Sosiolog dari Universitas Airlangga (Unair) Hotman Siahaan menduga pemilih Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno di Jatim mayoritas berasal dari konstituen KIAM, terutama Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera. Menurutnya, gabungan pemilih parpol pengusung bisa menyumbangkan suara hingga 30% ke Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019.
“Suara Prabowo turun dari Pilpres 2014. Karena itu, dia mendekati Jateng,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (19/12/2018).
Pada Pilpres 2014, Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Radjasa mendapatkan 10,28 juta suara atau 46,83% dari total suara sah di Jatim. Sementara itu, Jokowi yang bertandem dengan Jusuf Kalla memperoleh 11,67 juta suara atau 53,17% dari total suara sah.
Di Jateng, jumlah dan persentase suara Prabowo-Hatta lebih kecil lagi. Pasangan itu meraih 6,48 juta suara (33,35%), sedangkan Jokowi-JK meraup 12,96 juta suara (66,65%).
Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi pun bertekad untuk meraup suara lebih besar di Jateng pada Pilpres 2019. Bahkan, baru-baru ini KIAM melontarkan wacana relokasi markas pusat tim kampanye ke Solo, Jateng.
Baca Juga
Optimisme memenangkan Jateng didasari fenomena Pemilihan Gubernur Jateng 2018 yang mengejutkan publik. Pasangan Sudirman Said-Ida Fauziah yang dijagokan parpol oposisi meraih 7,27 juta suara (41,22%), sedangkan Ganjar Pranowo-Taj Yasin yang merepresentasikan parpol penguasa mendapatkan 10,36 juta suara (58,78%).
Namun, situasinya berbeda dengan Pilgub Jatim 2018 karena parpol pendukung Prabowo tidak mencalonkan jagoan sendiri. Pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak dan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno sama-sama mewakili parpol pengusung Jokowi.
Hotman memperkirakan suara Jokowi-Ma’ruf di Jatim semakin melonjak lantaran Gubenur Jatim terpilih Khofifah dan Gubernur Jatim periode 2009-2019, Soekarwo, mendukung petahana. Dua politisi populer tersebut menjadi kekuatan utama kampanye Jokowi-Ma’ruf di provinsi itu.
“Dua pendekar Soekarwo dan Khofifah sama-sama bangun jaringan. Saya perkirakan suara Jokowi lebih dari Pilpres 2014, sekitar 70%,” kata Guru Besar Ilmu Sosiologi Unair ini.