Bisnis.com, JAKARTA -- Insiden penolakan kehadiran Sandiaga Uno di Pasar Kota Pinang, dinilai timses Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai skenario.
Ace Hasan Syadzily, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin, menilai aksi penolakan terhadap Sandiaga Uno tersebut adalah sandiwara belaka.
Terlebih menurut Ace, dalam video yang beredar, ada seseorang yang mengaku dipaksa memasang tulisan penolakan.
“Kami tegaskan bahwa terlalu kentara bahwa itu sandiwara,” ujarnya di Media Center Jokowi-Ma’ruf, Jakarta, Rabu (12/12/2018).
Ace menyesalkan adanya skenario yang dia tuding dilakukan pihak pasangan calon nomor urut 02 untuk mencari simpati.
Menurut Ace hal tersebut dapat menimbulkan masalah baru di masyarakat dan menjadikan pasar sebagai komoditas politik.
Baca Juga
“Saya kira, itu salah satu narasi yang nyata-nyata terjadi. Pasar itu hanya sebagai komoditas politik belaka,” katanya.
Sebelumnya, Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno melakukan kunjungan ke Pasar Kota Pinang, Sumatra Utara.
Saat mengelilingi pasar, langkah Sandi terhenti melihat poster dari karton berwarna putih yang tertulis “Pak Sandiaga Uno sejak kecil kami sudah bersahabat. Jangan pisahkan kami gara-gara pilpres. Pulanglah!!!”
Dia menanggapi santai tulisan tersebut dan bertanya dengan tersenyum kepada pedagang apakah dirinya harus pulang.
Calon Wakil Presiden nomor urut 02 ini lalu memasuki lapak tempat poster itu tergantung. Sandi mencari orang yang memasangnya dan diketahui bahwa si pemasang poster bernama Drijon Sihotang.
“Bapak memasangnya sendiri? Kami sejak awal selalu ingin menciptakan kampanye yang sejuk, tidak memecah belah. Kampanye berpelukan Pak Drijon. Tidak ada upaya memecah belah,” katanya sambil menjabat erat tangan Drijon dan meraih pundaknya. Demikian dipaparkan dalam keterangan pers, Selasa (11/12/2018).
Sandi kemudian melanjutkan langkahnya melihat kondisi pasar yang becek itu dan berhenti di lapak ikan sale.
Penjualnya, Yusuf bercerita dengan turunnya harga sawit dan karet yang menjadi pencarian utama masyarakat, daya beli mereka pun menurun.
Sementara itu Buni Yamin penjual tempe mengeluhkan harga yang tidak stabil saat musim hujan.