Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dan Kamboja sepakat untuk memperkuat kerja sama ekonomi, terutama dalam bidang perdagangan dan investasi.
Selama lima tahun terakhir, nilai perdagangan antara Indonesia dan Kamboja tercatat mengalami peningkatan 10,86%. Kondisi tersebut dibarengi pula dengan sejumlah kerja sama investasi yang dilakukan sektor swasta dari kedua negara.
"Terdapat peningkatan relasi investasi pada sektor swasta dari kedua negara. Misalnya Ciputra Group yang berinvestasi pada pengembangan Grand Phnom Penh International City sebesar US$70 juta," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai sidang komisi bersama Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhonn di Jakarta, Selasa (4/12/2018).
Selain investasi pengembangan properti yang dilakukan Ciputra Group, pengembang hotel dan resor lain asal Indonesia JHL Group juga melakukan ekspansi ke Kamboja. Perusahaan tersebut tengah memfinalisasi proses investasi proyek Kompong Dewa Resort senilai US$100 juta.
Selain investasi pengembangan properti, sektor swasta kedua negara juga melakukan sejumlah joint venture untuk proyek di bidang farmasi dan produksi makanan.
Dalam bidang farmasi, PT Deltomed Laboratories asal Indonesia dan Dynamic Pharma Co. asal Kamboja telah menyepakti perjanjian dengan nilai US$60 ribu per tahun.
"Saya melihat terdapat minat yang tinggi terhadap produk farmasi Indonesia di Kamboja. Untuk memfasilitasi animo ini, kedua negara akan memperkuat kerja sama supaya produk farmasi Indonesia dapat memperluas pasar," kata Retno.