Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Djoko Santoso, mengakui dirinyalah yang mengeluarkan instruksi agar memboikot ‘Metro TV’.
Keputusan itu diambil lantaran Metro TV dianggap kerap menyerang kubu Prabowo.
“Saya orangnya enggak mau setengah-setengah, dia (‘Metro TV’) nyerang terus, ngerjain terus, visi misi kita nggak pernah dimuat,” ujar Djoko di sela pengukuhan elemen relawan Prabowo-Sandi di Posko Pemenangan di Jalan Gayam Kota Yogyakarta Senin (19/11/2018).
Djoko menuturkan, sebelum keputusan memboikot itu keluar, pihaknya banyak menerima kritik soal visi misi partai pengusung Prabowo-Sandi yang tak mendapat ruang yang cukup dalam pemberitaan televisi swasta tersebut.
“Jadi daripada tanggung-tanggung, akhirnya dua minggu kemarin kita putuskan, sudah kita boikot saja, itu saya perintahkan boikot Metro (TV)," ujar Djoko.
Djoko pun mengulas garis besar visi misi Prabowo-Sandi kepada para jaringan relawan yang hadir. Djoko menuturkan dalam memimpin negara, Prabowo-Sandi akan mengutamakan kepentingan rakyat.
Baca Juga
Visi-misi Prabowo-Sandi, ujar Djoko, seluruhnya terinspirasi dari sila satu hingga sila lima Pancasila. Seluruh cita-cita dalam Pancasila itu, ujar Djoko, relatif sudah tertuang semua dalam visi-misi Prabowo-Sandi meski belum sempurna.
Pemimpin Redaksi ‘Metro TV’ Don Bosco Selamun sebelumnya mengatakan kubu Prabowo memang berhak memboikot medianya. Namun, Don Bosco menyesalkan pemboikotan tersebut. Dia mempertanyakan tayangan-tayangan yang dipermasalahkan kubu Prabowo.
Don Bosco mengklaim program-program di ‘Metro TV’ sudah menghadirkan narasumber dari kedua kubu yang berkontestasi di pilpres 2019.
"Pertanyaannya, mana yang tidak fair?" kata Don Bosco, Senin (5/11/2018).