Bisnis.com, JAKARTA – Pengadilan anti korupsi Filipina memerintahkan penahanan atas Imelda Marcos terkait kasus korupsi yang dilakukan pada masa pemerintahan suaminya, Ferdinand Marcos.
Ferdinand Marcos adalah Presiden Filipina yang menjabat pada 30 Desember 1965-25 Februari 1986. Dia dijatuhkan lewat People Power Revolution, setelah rakyat Filipina merasa tidak puas atas kebijakannya.
Selama dua dekade kepemimpinannya, Marcos menjalankan sistem diktator. Banyak lawan politiknya ditahan, dibunuh, atau hilang. Pada 1972, dia menerapkan status darurat militer di Filipina.
Marcos, yang meninggal di pengasingan pada 1989, diduga menggelapkan lebih dari US$10 miliar selama menjadi presiden.
Sang istri, Imelda, dikenal sebagai kolektor sepatu, perhiasan, dan barang seni. Koleksi sepatunya disebut-sebut mencapai 2.700 pasang.
Reuters melansir Jumat (9/11/2018), pengadilan menyatakan Imelda—yang kini anggota Kongres—melakukan tujuh transfer melalui bank dengan nilai total US$200 juta kepada yayasan di Swiss ketika menjabat sebagai Gubernur Manila. Dari tiap korupsi yang dilakukannya, Imelda akan dijatuhi hukuman penjara antara 6-11 tahun.
Adapun posisi Gubernur Manila didudukinya selama suaminya menjabat sebagai presiden.
Imelda, yang sekarang berusia 89 tahun, maupun perwakilannya diketahui tidak hadir dalam persidangan tersebut. Pihaknya juga belum memberikan komentar terhadap putusan yang dijatuhkan.
Namun, Imelda masih bisa mengajukan banding atas putusan tersebut.
“Dia bisa mengajukan banding ke Mahkamah Agung jika keberatan dengan putusan ini. Jadi, putusan ini belum final dan belum bisa dieksekusi,” papar asisten khusus jaksa Ryan Quilala.
Saat ini, Imelda tengah bersiap mengikuti pemilihan gubernur Ilocos Norte, wilayah yang menjadi basis kekuatan keluarganya.
Meski keluarga Marcos dikenal dekat dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, juru bicara Pemerintah Filipina Salvador Panelo mengklaim putusan ini membuktikan bahwa tidak ada pengaruh antara hubungan pribadi tersebut dengan penegakkan hukum.
Duterte seringkali ditemani Imee Marcos, putri Marcos, dalam acara-acara resmi pemerintah. Dia juga tak jarang memuji sang diktator.