Bisnis.com, JAKARTA — Pihak RS Bhayangkara Tk I R Said Sukanto (RS Polri Kramat Jati) mengandalkan hasil pemeriksaan DNA untuk mengidentifikasi korban kecelakaan pesawat Lion Air JT610.
Kepala RS Polri Kramat Jati Kombes Pol dr Musyafak menjelaskan bahwa keadaan korban yang relatif tidak utuh memberi kesulitan tersendiri untuk proses identifikasi melalui tanda medis seperti sidik jari, rekam gigi, atau ciri fisik seperti tato.
Sebab itulah pihak RS Polri Kramat Jati mengimbau keluarga korban membawa anggota keluarga lain terutama saudara sedarah, orang tua, atau keturunan korban untuk melengkapi pemeriksaan DNA.
"Kita mengandalkan hasil pemeriksaan DNA. Kemudian kendala lain, bodypack semua tidak [dari korban yang] sama. Dari 24 kantong jenazah, ada 87 bagian [tubuh] dari bodypack yang diperiksa," ungkap Musyafak.
Hingga kini pihak RS Polri masih belum bisa mengidentifikasi para korban secara pasti.
Beberapa identifikasi tanda medis telah menemukan beberapa korban yang memiliki tato dan 3 korban berumur 3-4 tahun, tetapi untuk memastikannya pihak RS Polri masih dalam pembicaraan lebih lanjut. Sedangkan untuk proses identifikasi DNA sendiri, pihak RS Polri memerlukan waktu minimal 4 hari.
"Data yang masuk berjumlah 185. Kemudian tadi malam ada 6 yang melapor, jadi ada 191 yang melapor. Baru 147 yang diambil sampel DNA. Sisa 45 yang belum," jelas Musyafak.
Setelah proses autopsi, pencocokan tanda antemorthem dari keluarga korban, rekonsiliasi dari tanda medis, serta hasil pemeriksaan DNA dirasa cukup untuk proses identifikasi, pihak RS Polri Kramat Jati akan menyiapkan fasilitas ambulans hingga korban Lion Air JT610 sampai ke rumah keluarga.