Bisnis.com, JAKARTA - Keluarga korban pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat mendatangi crisis centre di Terminal 1B Bandara Soekarno-Hatta.
James Sianturi, 57 tahun, salah satu yang mendatangi lokasi itu pada Senin (29/10/2018). Pria itu tampak terus menahan tangisnya. Ia merupakan orang tua salah satu penumpang pesawat Lion Air JT 610 jurusan Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di laut itu. "Sekarang pikiran saya kacau," kata James, Senin (28/10/2018).
James hanya bisa menyerahkan nasib anaknya pada Tuhan. Ia berharap ada mukjizat yang Tuhan berikan kepada putra keduanya, Jan Efriyanto. "Tuhan Yang Maha Kuasa yang menentukan jalan terbaik," kata dia.
Menurut James, Jan sejatinya akan menikah pada Mei 2019. Sebabnya ia berharap anaknya bisa ditemukan dalam keadaan selamat.
Berdasarkan daftar penumpang Lion Air JT 610 yang ditempel di depan crisis centre, nama Jan Efriyanto tercatat ada di urutan ke 43 dan duduk di kursi 17 C. Jan bersama 188 penumpang lain take off dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 06.21 WIB.
Namun pada pukul 06.33 pesawat Lion Air JT 610 dikabarkan hilang kontak. Badan SAR Nasional baru menerima laporan dari ATC terkait hilang kontaknya pesawat ini dua puluh menit kemudian.
"Kalau kami lihat di peta, lost contact ada di atas sini (Karawang, Jawa Barat). Ini jaraknya kalau dari kantor SAR Jakarta 34 nautical mile. Kalau Tanjung Priok 25 nautical mile. Kalau dari Tanjung Karawang 11 nautical mile. Jadi tidak terlalu jauh. Kami dapat informasi bahwa pesawat itu lost contact di ketinggian 2.500 saat itu," kata Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi.