Kabar24.com, JAKARTA — Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) segera mengusut penyebab terjadinya kecelakaan pesawat Lion Air JT 610.
“Tentu KNKT mengusut yang terjadi kemudian tentu memberikan langkah lanjutan setelah itu,” ujarnya di Istana Wakil Presiden RI, Senin (29/10/2018).
Di sisi lain, Jusuf Kalla atau JK pun meminta semua pihak terkait menjalankan prosedur yang ada bila terjadi kecelakaan. Khusussnya bagi Basarnas untuk melakukan evakuasi.
“Itu prosedur saja bahwa, yang pertama evakuasi. Ini sekarang bagaimana menjalankan evakuasi,” lanjut dia.
Sebelumnya, penanganan evakuasi kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di sekitar perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat akan dilakukan selama sepekan. Basarnas memberikan tenggat waktu selama sepekan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) penanganan evakuasi.
Nantinya, masa penanganan akan ditambah apabila diperlukan sesuai dengan keadaan yang ada di lapangan.
Korban yang ditemukan akan lebih dulu dibawa ke Jakarta Internasional Container Terminal (JICT), untuk kemudian diteruskan ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Seperti diketahui, pesawat dengan registrasi PK-LQP jenis Boeing 737 MAX 8 milik Lion Air mengalami kecelakaan tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng pada pukul 06.20 WIB.
Pesawat yang seharusnya tiba di Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang, Bangka Belitung pada pukul 07.20 WIB itu hilang dari radar sekitar pukul 06.33 WIB.
Pesawat tersebut membawa 189 orang, terdiri atas 178 penumpang dewasa, 1 anak-anak, 2 bayi serta 2 pilot dan 6 awak kabin.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan pesawat masuk ke Lion Air pada Agustus 2018 dan memiliki 800 flight hour, sehingga masih relatif baru.
Adapun Capt. Bhavye Suneja yang mengomandoi pesawat itu mempunyai pengalaman lebih dari 6.000 jam terbang, sedangkan copilot Harvino memiliki lebih dari 5.000 jam terbang.