Kabar24.com, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis mengatakan bahwa pembunuhan Jamal Khashoggi, wartawan asal Arab Saudi, merusak stabilitas Timur Tengah.
Dilansir Reuters, Mattis, Sabtu (27/10/2018), menyampaikan bahwa Washington akan mengambil tindakan tambahan terhadap mereka yang bertanggung jawab atas kematian Khashoggi.
Pembunuhan kolumnis Washington Post, Khashoggi, menjadi isu sensitif yang dapat menyulut krisis bagi Arab Saudi, yang dikenal sebagai negara pengekspor minyak terbesar dunia tersebut. Para sekutu telah bereaksi dan menyatakan kemarahan terhadap Arab Saudi.
Namun Mattis juga mengatakan hubungan antara Washington dan Riyadh tidak akan berubah. Sementara itu Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir mengatakan orang-orang di belakang pembunuhan itu akan dituntut oleh Kerajaan dan bahwa penyelidikan akan memakan waktu.
Presiden AS Donald Trump ingin kasus ini dapat diselesaikan hingga tuntas, sambil menyoroti peran Riyadh sebagai sekutu melawan Teheran dan militan Islamis, serta pembeli senjata AS.
"Dengan kepentingan kolektif kami dalam perdamaian dan penghormatan yang tak tergoyahkan terhadap hak asasi manusia, pembunuhan Jamal Khashoggi dalam fasilitas diplomatik [kantor konsulat] pastinya meresahkan kita semua," kata Mattis dalam konferensi di Bahrain.
"Kegagalan suatu negara untuk mematuhi norma-norma internasional dan supremasi hukum melemahkan stabilitas regional pada saat yang paling dibutuhkan," kata Mattis.
Dia tidak menyebutkan nama penguasa de facto Saudi, Putra Mahkota Muhammad bin Salman dalam sambutannya.
Jaksa penuntut umum Arab Saudi mengatakan pembunuhan Khashoggi telah direncanakan, bertentangan dengan pernyataan resmi sebelumnya bahwa itu terjadi tanpa sengaja selama dugaan perkelahian yang awalnya dikabarkan terjadi di Konsulat Saudi di Istanbul.
Para pejabat Saudi juga sempat mengatakan dia secara tidak sengaja terbunuh dalam operasi keamanan yang gagal untuk mengembalikannya ke Kerajaan.
Dalam pidatonya pada konferensi keamanan Dialog Manama, Mattis menyebutkan poin-poin terkait perilaku Iran yang dianggap telah mengganggu stabilitas.
Pesan ini, bagi sebagian sekutu AS akan dilihat secara positif karena mereka berbagi keprihatinan yang sama tentang pengaruh Iran yang semakin meningkat di Suriah dan Irak.