Bisnis.com, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi masih sedang memastikan surat panggilan untuk Sjamsul Nursalim dan Itjih Nursalim sampai kepada pihak yang dituju. Surat panggilan dimaksud terkait dengan kasus Surat Keterangan Lunas Bantuan Likuiditas Bank Indonesia atau SKL BLBI.
"Kita sedang memastikan apakah surat itu sudah sampai atau belum," ujar Yuyuk Andriati Iskak, Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK, Rabu (24/10/2018).
Sjamsul dan Itjih Nursalim sebelumnya dijadwalkan untuk diperiksa pada 22 dan 23 Oktober 2018 lalu. Namun, keduanya tidak hadir tanpa keterangan.
Meskipun demikian, KPK mengatakan pemeriksaan terhadap saksi kasus Surat Keterangan Lunas Bantuan Likuiditas Bank Indonesia, Sjamsul Nursalim dan Itjih Nursalim, memungkinkan dilakukan di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura.
"Bisa saja, memungkinkan. Sebelum itu dilakukan akan lebih baik kalau dia lebih kooperatif," ujar Febri di gedung KPK di Jakarta, Selasa (9/10/2018).
KPK terus melakukan pengembangan kasus BLBI untuk mengembalikan semaksimal mungkin dugaan kerugian negara Rp4,58 triliun.
Terkait proses pengembangan penanganan perkara BLBI, sekitar 26 orang telah dimintai keterangan. Mereka berasal dari unsur Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK), dan swasta.
Dalam kasus ini, Syafruddin Arsyad Temenggung sudah divonis 13 tahun penjara serta denda pidana Rp700 juta subsider 3 bulan kurungan. Vonis dijatuhkan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, 24 September 2018.