Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) memangkas jatah penerimaan mahasiswa baru melalui Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) menjadi 20%.
Sebelumnya, kuota untuk SNMPTN 2018 atau yang dikenal melalui jalur undangan pada penerimaan mahasiswa baru sebanyak 30%.
“Penurunan ini dilakukan karena kami telah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan SNMPTN tahun-tahun sebelumnya dan dibandingkan dengan hasil akademiknya,” kata Menristekdikti M. Nasir, dikutip dari keterangan resminya, Senin (22/10/2018).
Menurutnya, berdasarkan penelusuran hasil portofolio terdapat kecenderungan yang hampir sama, sehingga menyulitkan dalam mengidentifikasi calon-calon yang dianggap terbaik dalam penerimaan mahasiswa baru melalui jalur SNMPTN itu.
Selain melalui SNMPTN, Nasir mengemukakan penerimaan mahasiswa baru 2019 dilakukan melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) atau melalui jalur seleksi tertulis yang diikuti oleh semua peserta, dan jalur mandiri.
“Kuota untuk penerimaan mahasiswa baru melalui jalur SNMPTN 20%, SBMPTN 40%, dan jalur mandiri 30% dari daya tampung tiap program studi di PTN,” jelasnya.
Pada pelaksanaan SBMPTN 2019, dia menjelaskan hanya ada satu metode tes yang harus dilakukan yaitu Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Adapun metode Ujian Tulis Berbasis Cetak (UTBC) ditiadakan, dan UTBK berbasis Android belum diterapkan.
Penerimaan mahasiswa baru itu akan dilakukan institusi yang bernama Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), lembaga nirlaba penyelenggara tes masuk PTN bagi mahasiswa baru. Sebelumnya, seleksi dilakukan oleh panitia seleksi.
Materi tes UBTK tahun 2019 meliputi Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Potensi Akademik (TPA) dengan kelompok ujian Sains dan Teknologi atau Sosial Humaniora. Sebaliknya, bagi pendaftar program studi Keolahragaan dan/atau Seni cukup dengan mengunggah dokumen prestasi atau portofolio saja, tidak ada ujian keterampilan.