Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prabowo: Penganiayaan Ratna Sarumpaet Ancam Demokrasi & di Luar Batas

Calon Presiden Prabowo Subianto menilai kasus penganiayaan dengan korban Ratna Sarumpaet merupakan ancaman terhadap demokrasi dan sebuah ironi dalam demokratisasi yang sedang berjalan di Indonesia.
Calon Presiden no urut 2 Prabowo Subianto (kanan) berbincang dengan Kyai Maimoen Zubair (kiri) saat mengunjungi pondok pesantren Al-Anwar di Sarang, Rembang, Jawa Tengah, Sabtu (29/9). Kunjungan tersebut untuk bersilaturahmi dengan Kyai Maimoen Zubair dan para santri./Antara
Calon Presiden no urut 2 Prabowo Subianto (kanan) berbincang dengan Kyai Maimoen Zubair (kiri) saat mengunjungi pondok pesantren Al-Anwar di Sarang, Rembang, Jawa Tengah, Sabtu (29/9). Kunjungan tersebut untuk bersilaturahmi dengan Kyai Maimoen Zubair dan para santri./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Calon Presiden Prabowo Subianto menilai kasus penganiayaan dengan korban Ratna Sarumpaet merupakan ancaman terhadap demokrasi dan sebuah ironi dalam demokratisasi yang sedang berjalan di Indonesia.

"Ini ancaman serius terhadap demokrasi dan tentu ini sangat ironis, lalu hari ini adalah Hari Anti-Kekerasan Internasional. Namun, harus saya sampaikan kepada publik," kata Prabowo dalam konferensi pers di kediamannya, Jalan Kertanegara 4, Jakarta, Selasa (2/10/2018)  malam.

BACA: Dokter Tompi Bilang Bengkak Wajah Ratna Sarumpaet karena Reaksi Pascaoperasi, Bukan Penganiayaan

Menurut dia, tindakan intimidasi terhadap pejuang demokrasi bukan hanya dialami Ratna, melainkan juga dialami Neno Warisman yang mobilnya dibakar dan Novel Baswedan yang disiram air keras yang menyebabkan kerusakan di matanya.

Prabowo menilai apa yang dialami Ratna merupakan tindakan represif, di luar kepatutan, pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan tindakan pengecut karena dilakukan terhadap perempuan berusia 70 tahun.

"Saya sendiri kaget baru tadi malam dikirim foto beliau dan baru hari ini jumpa dengan Fadli Zon dan Amien Rais, beliau sangat ketakutan serta sangat trauma, saya lihat sendiri," ujarnya.

Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu mengatakan bahwa Ratna dan keluarganya merasa ketakutan setelah peristiwa tersebut karena diancam bahkan enggan melaporkan kejadian tersebut.

Namun, menurut dia, Ratna bersikap pasrah dan menyampaikan kepada ibu-ibu agar tidak patah semangat agar demokrasi di Indonesia berjalan baik sehingga tidak ada lagi tindakan kekerasan, serta intimidasi.

Prabowo menegaskan bahwa dalam demokrasi, perbedaan sikap politik tidak masalah. Namun, tidak boleh ada kekerasan, apalagi terhadap perempuan berusia 70 tahun, termasuk tindakan di luar batas.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Writer
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper