Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah memproyeksikan kebutuhan dana untuk merehabilitasi dan merekonstruksi Kabupaten Donggala, Kota Palu, dan sekitarnya dari kerusakan akibat bencana bumi dan tsunami mencapai puluhan triliun rupiah.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan biaya rehabilitasi dan rekonstruksi akibat gempa Lombok sebesar Rp12,6 triliun.
Adapun, bencana alam di Palu, Donggala, dan sekitarnya tidak hanya gempa, tetapi diikuti dengan tsunami.
“Biaya pemulihan untuk Palu saja diperkirakan puluhan triliun rupiah. Belum daerah lain,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (1/10/2018).
Sutopo mengungkapkan rehabilitasi dan rekonstruksi itu bakal dilakukan pada infrastruktur, sektor ekonomi produktif, permukiman, sosial-budaya, dan lintas sektor. Di Lombok, imbuh dia, bantuan untuk perumahan yang diajukan mencapai Rp5,1 triliun.
Baca Juga
Saat ini, pemerintah masih fokus mengalokasikan anggaran pada tahap tanggap darurat bencana. Menurut Sutopo, BNPB menggenggam dana siap pakai sebesar Rp560 miliar untuk penanganan pascabencana.
Jumlah tersebut, kata Sutopo, masih bisa bertambah bila bencana alam terjadi di luar ekspektasi. “Termasuk untuk kebakaran hutan dan lahan,” ujarnya.
Gempa bumi 7,4 SR yang berpusat di Donggala pada Jumat (28/9/2018) meluluhlanakkan wilayah itu dan daerah sekitarnya. Gempa kemudian memicu gelombang tsunami setinggi 3 meter yang menyapu kawasan pantai.
Berdasarkan data BNPB, gempa bumi dan tsunami telah merengut 844 korban jiwa. Rinciannya, sebanyak 821 korban jiwa terdata di Kota Palu, 11 korban jiwa di Kabupaten Donggala, dan 12 korban jiwa di Kabupaten Parigi Moutong.
Sampai saat ini, sebanyak 744 korban meninggal dunia sudah berhasil diidentifikasi.
“Itu data sampai pukul 13.00 WIB. Jenazah terus berdatangan,” kata Sutopo.