Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei: Toleransi Antarumat di Indonesia Lebih Tinggi dari Malaysia

Tingkat toleransi antarumat di Indonesia terbilang cukup baik. Data itu diketahui berdasarkan survei yang dilakukan Pusat Merdeka dan Lembaga Survei Indonesia (LSI) terhadap empat negara yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina.
Ilustrasi/Istimewa
Ilustrasi/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -Tingkat toleransi antarumat di Indonesia terbilang cukup baik. Data itu diketahui berdasarkan survei yang dilakukan Pusat Merdeka dan Lembaga Survei Indonesia (LSI) terhadap empat negara yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina.

Survei yang mengukur toleransi regional mengungkapkan bahwa umat Islam Indonesia menunjukkan sikap yang sedikit lebih toleran terhadap warga non-Muslim, dibandingkan dengan Muslim Malaysia terhadap non-Muslim di negara mereka.

Hasil survei tersebut menemukan, sebesar 46,2% responden Muslim di Indonesia memiliki pandangan positif tentang non-Muslim meskipun mereka bukan teman. Angka ini lebih tinggi dibandingkan Malaysia yang hanya 45,3%. Namun, Thailand menunjukkan persentase lebih tinggi yakni mencapai 65%.

Indikator toleransi dalam penelitian termasuk pandangan responden terhadap warga lain yang beragama sama atau berbeda.

Survei juga menunjukkan bahwa non-Muslim Indonesia bahkan lebih toleran terhadap Muslim, dengan tujuh dari 10 responden mengatakan mereka memiliki perasaan positif terhadap warga Muslim. Angka tersebut adalah yang tertinggi di antara negara-negara yang disurvei.

Peneliti senior di Institut Studi Malaysia dan Internasional (IKMAS) Faisal S. Haziz mengatakan, pandangan positif semacam itu tidak mencerminkan cara mereka bersosialisasi, karena baik Muslim maupun non-Muslim Indonesia masih lebih suka orang-orang dengan keyakinan yang sama untuk tetap menjadi teman terdekat.

Muslim dan non-Muslim hanya mendapat skor 1,4 dan 2,8 (pada skala 5) dalam hal berteman dengan orang-orang dari kepercayaan yang berbeda, terendah di antara negara-negara yang disurvei. Malaysia menunjukkan angka yang lebih tinggi dengan 18 dan 3 dari skala 5 untuk Muslim dan non-Muslim masing-masing.

"Di Malaysia, kami memiliki otoritas Islam resmi yang mendefinisikan bagaimana Islam harus ditafsirkan dan sebagainya. Anda tidak memiliki itu di Indonesia, sehingga Anda memiliki rasa bagaimana Islam harus dipraktikkan," kata Faisal dalam keterangan resmi, diterima, Sabtu (15/9/2018).

Dia menambahkan, meningkatnya intoleransi adalah tren global. Namun dia meyakini mayoritas masyarakat dapat mengatasi masalah ini selama terus mempromosikan rasa hormat dan toleransi.

Survei juga mempertanyakan responden tentang prioritas hidup mereka, dengan 28,7% responden Muslim di Indonesia mengatakan menjadi orang yang baik adalah yang paling penting. Adapun 30% responden dari negara lain memprioritaskan menjadi Muslim yang baik.

Psikolog sosial Ananthi Algr Ramiah, yang juga terlibat dalam penelitian itu mengatakan, preferensi semacam itu merupakan indikator kunci dalam mengukur tingkat intoleransi secara keseluruhan karena akan membentuk pandangan mereka terhadap kehidupan dan cara mereka memandang orang lain.

"Itu sebabnya sistem pendidikan yang mempromosikan rasa hormat terhadap orang lain sangat penting untuk memerangi intoleransi," kata dia.

Sosiolog Universitas Gadjah Mada, Hakimul Ikhwan menyoroti bagaimana orang Indonesia bangga dengan keragaman di negara itu tetapi membatasi interaksi mereka dengan orang-orang dari latar belakang agama yang berbeda.

Rizka Halida, peneliti senior di LSI, yang memimpin survei di Indonesia menyebutkan bahwa interaksi intensif antarwarga akan meningkatkan tingkat pemahaman di antara orang-orang, khususnya mereka yang berlatar belakang agama berbeda.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper