Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo berharap dalam Pemilu Serentak 2019 nanti yang diperbanyak adalah kampanye dialogis.
Dia menyebutkan, kampanye seperti itu yang dibutuhkan publik. Selain mengedukasi agar pemilih bisa berpikir cerdas dan rasional, kampanye dialogis juga bisa menjadi ruang yang tepat menyebar ide dan gagasan.
"Saya berharap, Pemilu Serentak 2019 lebih mengedepankan kampanye dialogis. Kampanye cerdas atau smart campaign," kata Tjahjo di Jakarta dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/9/2018).
Oleh karena itu, dia mendorong Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara Pemilu memperbanyak ruang kampanye dialogis.
Lewat kampanye dialogis, lanjut Tjahjo, kontestan dan tim suksesnya baik yang bersaing di Pemilu Legislatif atau Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, akan ditantang menawarkan ide, konsep dan gagasan.
"Smart campaign dalam bentuk kampanye dialogis adalah bentuk kampanye dimana parpol dan Timses mendekatkan calon pemimpin dengan rakyatnya," kata Tjahjo.
Baca Juga
Lewat kampanye dialogis pula, komunikasi dengan rakyat akan tercipta dua arah. Calon pemimpin bisa menyerap apa yang jadi aspirasi, dan rakyat juga bisa mendapat ruang untuk bicara. Kampanye dialogis akan mendorong pendewasaan poltik publik.
"Setidaknya calon pemimpin akan mengetahui lebih jauh tentang apa yang menjadi kebutuhan dan aspirasi rakyatnya. Sebaliknya rakyat atau konstituen akan mengenal lebih dekat sosok calon pemimpinnya," katanya.
Menurut Tjahjo ada beberapa pertimbangan yang mendasari Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan semua pihak yang terlibat dalam pesta demokrasi perlu mengedepankan bentuk kampanye semacam itu.
Pertimbangan pertama, sejatinya kampanye adalah kegiatan kegiatan adu ide dan gagasan,l dan adu program yang hanya bisa dilakukan secara baik dalam skala pertemuan terbatas.
"Itu hanya mungkin dilakukan secara baik dalam kampanye dialogis," katanya
Pertimbangan kedua, lanjut Tjahjo, dalam kampanye dialogis, ada ruang bagi pemilih untuk berpikir secara kritis dan rasional dan menelaah dan menguji program atau gagasan yang ditawarkan oleh calon atau tim suksesnya.
Pertimbangan ketiga, kampanye dialogis memberikan pendidikan politik yang mencerahkan, mendidik masyarakat dan mendorong program-program parpol dan calon disampaikan dengan lebih transparan serta akuntabel.
"Pertimbangan keempat, dengan kampanye dialogis, masyarakat tidak sekedar berkumpul bersuka ria sebagai massa, tapi lebih partisipatif dan menempatkan rakyat sebagai subyek dalam proses politik dan pembangunan," ujarnya.