Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perundingan NAFTA : AS -Kanada Gagal Capai Kesepakatan

Presiden AS Donald Trump menyampaikan bahwa tidak ada alasan untuk mempertahankan Kanada di dalam Pakta Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA).
Bisnis.com, JAKARTA — Presiden AS Donald Trump menyampaikan bahwa tidak ada alasan untuk mempertahankan Kanada di dalam Pakta Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA). 
 
Melalui akun Twitter-nya, Trump juga memperingatkan agar Kongres AS tidak ikut campur di dalam perundingan perdagangan untuk mereformasi NAFTA atau dia mengancam akan membubarkan pakta berumur 24 tahun tersebut.
 
“Tidak ada kepentingan politis untuk mempertahankan Kanada di dalam kesepakatan NAFTA yang baru. Jika kita tidak dapat membuat kesepakatan yang adil untuk AS setelah diperlakukan tidak baik, Kanada akan dikeluarkan,” tulis Trump, seperti dikutip, Minggu (2/9/2018).
 
Pada Jumat (31/8/2018), Gedung Putih memberitahu Kongres AS bahwa presiden ingin menandatangani kesepakatan bilateral saja dengan Meksiko, dalam waktu 90 hari. Pasalnya, pembicaraan dengan Kanada yang berakhir pada hari itu ternyata tidak dapat mencapai kesepakatan apa pun.
 
PM Kanada Justin Trudeau menyatakan bahwa dia hanya akan menandatangani kesepakatan NAFTA yang baik untuk Kanada. Dia menegaskan, Pemerintah Kanada tidak ingin menyetujui permitnaan AS untuk membongkar sistem peternakan, atau yang disebut manajemen penawaran (supply management).
 
Selain itu, menurut dua orang sumber yang mengerti jalannya diskusi, pembicaraan juga menggantung terkait permintaan AS yang ingin menghapus panel resolusi perselisihan (Dispute-Resolution Panels) yang sangat esensial bagi Ottawa.
 
“Kanada hanya akan menandatangani kesepakatan yang adil untuk Kanada, kami telah sangat jelas terkait hal itu,” kata Menlu Kanada Chrystia Freeland sambil menolak menjelaskan lebih lanjut, seperti dikutip Bloomberg.
 
Adapun, para pembuat kebijakan AS memperingatkan bahwa kesepakan bilateral AS dengan Meksiko tersebut akan mendapat kesulitan untuk disetujui oleh Kongres.
Seorang pejabat yang mengerti jalannya diskusi menjelaskan kepada Reuters, seperti dikutip pada Minggu (2/9/2018), bahwa dukungan dari Partai Demokrat dibutuhkan untuk meloloskan kesepakatan bilateral.
 
“Kongres tidak boleh mengintervensi negosiasi ini [dengan Meksiko] atau saya akan membubarkan NAFTA seluruhnya & kita akan lebih baik,” tambah Trump.
 
Sejauh ini, Trump telah mengusahakan agar kesepakatan NAFTA yang baru dapat disetujui di bawah proses yang diberi nama otoritas fast-track, di mana presiden dapat mengumpulkan suara “ya” dan “tidak” dari Kongres AS untuk menyetujui kesepakatan perdagangan, selama Pemerintahan Trump memiliki kejelasan di dalam prosedural tertentu.
 
Menurut aturan fast-track, Trump harus melapor ke Kongres AS dalam tempo 90 hari sebelum menandatangai kesepakatan. Adapun Gedung Putih menetapkan tenggat waktu pada Jumat untuk AS mencapai kesepakatan dengan Kanada karena AS ingin melapor ke Kongres agar Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto dapat menandatangani kesepakatan NAFTA yang baru sebelum turun jabatan pada 1 Desember 2018.
 
Adapun perundingan dengan Kanada masih akan dilanjutkan pada Rabu (5/9/2018) supaya Ottawa mau menyetujui kesepakatan NAFTA yang telah dicapai oleh AS dan Meksiko.
 
Sementara itu, pada awal pekan lalu, Trump sempat mengancam bahwa dia akan memberlakukan tarif untuk impor mobil dari Kanada jika Negeri Maple tidak sepakat dengan kesepakatan NAFTA yang baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper