Bisnis.com, JAKARTA – Toyota Motor Corp mencatat laba yang berakhir Juni 2018, melampaui perkiraan analis, ditopang oleh tingginya permintaan di China, dan popularitas mobil SUV RAV4 di AS.
Laba operasional Toyota naik menjadi 682,7 miliar yen (US$6,1 miliar) pada April hingga Juni 2018, ungkap produsen mobil itu dalam sebuah pernyataan pada Jumat (3/8/2018), seperti dilansir Bloomberg.
Angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata estimasi sejumlah analis yang dihimpun Bloomberg. Pada analis memperkirakan laba operasional sebesar 643,2 miliar yen.
Dilansir Bloomberg, Toyota tengah berupaya mengimbangi turunnya permintaan sedan di AS dengan mendorong mobil jenis SUV (sport utility vehicle) dan ekspansi di China, bahkan di tengah ketidakpastian di pasar mobil terbesar dunia tersebut setelah perubahan tarif yang ditimbulkan oleh perang perdagangan menyebabkan kebingungan harga.
Sementara itu di pasar domestik, pabrikan terbesar Jepang ini menghadapi persaingan ketat dari Honda Motor Co. dan Nissan Motor Co.
Pekan lalu, sejumlah pabrikan pesaing Toyota, termasuk General Motors Co, Nissan, dan Daimler AG, menggambarkan risiko yang mereka hadapi di bawah perang tarif perdagangan antara Presiden AS Donald Trump negara-negara lain, terutama di China.
Baca Juga
Sebelumnya, Hyundai Motor Co melaporkan pendapatan yang meleset dari perkiraan, dengan mengatakan bahwa perselisihan perdagangan yang berlarut-larut dapat melemahkan permintaan mobil dan membebani pertumbuhan ekonomi di China.