Siapa Cawapresnya?
Tapi, tentu saja ada beberapa syarat yang harus dipenuhinya terutama saat menentukan calon wakilnya. Sekalipun dia didukung oleh beberapa parpol, yang paling utama adalah dia sendiri yang harus menentukan siapa yang bakal dipilihnya, karena Jokowi yang menjadi pengguna utama seorang wakil presiden.
Selain itu, karena ini adalah sebuah koalisi, maka amat pantas jika ada proses "memberi dan menerima" atau kerennya proses "take and give".
Jika ada seorang ketua umum parpol, misalnya saja Romy dan Muhaimin batal menjadi calon wakil presiden, maka bisa diperkirakan PKB atau PPP menuntut "imbalan atau balas jasa" sebagai kompensasi.
Bisa saja mereka "menuntut" jabatan menteri sebanyak mungkin dalam kabinet mendatang, ataukah ketua MPR, DPR, atau apa pun juga.
Sementara itu, di kelompok oposisi, pertanyaan serupa juga bisa. Kalau Prabowo tetap menjadi calon presiden, maka siapa pendampingnya, apakah Agus Harimurti ataukah Salim Segaf?
Bahkan kini tampil juga nama Ustaz Abdul Somad Batubara yang walaupun baru beberapa saat populer di masyarakat sudah dimunculkan sebagai bakal calon tokoh politik.
Dengan melihat bakal calon-calon wakil presiden kedua pihak, maka masyarakat bisa melihat langsung bahwa baik Gerindra-Demokrat maupun Jokowi dengan koalisinya sudah berusaha menampilkan calon-calon terbaiknya.
Partai- partai politik tentu saja boleh mencoba menampilkan tokoh-tokoh mereka untuk maju ke dalam Pilpres 2019, baik demi kepentingan partai itu sendiri maupun rakyat Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel