Bisnis.com, JAKARTA — Demokrasi dinilai belum berjalan optimal, karena masih menyisakan banyak persoalan seperti korupsi. Hal inilah yang diungkapkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Presiden terpilih Prabowo Subianto menyebut bahwa demokrasi di Indonesia berantakan dan melelahkan. Meski demikian, Prabowo menjelaskan bahwa sistem demokrasi adalah kepentingan rakyat Indonesia.
“Demokrasi berantakan, demokrasi melelahkan, tetapi itulah satu-satunya sistem politik terbaik, apa alternatifnya?” kata Prabowo dalam wawancara dengan Al Jazeera, dikutip dari YouTube Al Jazeera English, Senin (13/5/2024).
Prabowo menuturkan bahwa rakyat Indonesia menginginkan sistem demokrasi, yang mana kekuasaan politik berasal dari rakyat. “Kami maju, kami memerintah, kami mengatur pemerintahan dengan memperhatikan kepentingan rakyat, dan rakyatlah yang menentukan,” ujarnya.
Menteri Pertahanan (Menhan) itu juga menyatakan bahwa istilah demokrasi Indonesia mengalami kemunduran merupakan kesalahpahaman. Sebab, Indonesia sudah beberapa kali melakukan pergantian pemerintah.
“Tentu saja, apa yang dimaksud dengan kemunduran? Berapa tahun pergantian pemerintahan yang damai telah terjadi? Berapa banyak pemerintahan yang telah berganti? Berapa banyak bupati yang telah berganti? Kami memiliki demokrasi yang hidup dan bersemangat,” tuturnya.
Baca Juga
Namun, Prabowo mengaku bahwa sistem demokrasi yang berjalan tidak memuaskan. “Apakah ada korupsi? Ya. Itu adalah masalah kami dan kami harus menanganinya,” imbuhnya.
Selama empat kali mencalonkan diri menjadi Presiden, Prabowo mengaku bahwa pesta demokrasi menguras tenaga.
“Ini melelahkan, tetapi itulah yang diinginkan rakyat, rakyat menginginkan pilihan. Tetapi saya percaya bahwa demokrasi dalam bahaya di mana pun, tetapi terutama Indonesia berada dalam bahaya karena korupsi, konsentrasi kekayaan,” tandasnya.
Sebagaimana diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengumumkan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto—Gibran Rakabuming terpilih sebagai pemenang Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.
Berdasarkan hasil Pilpres 2024 yang didasarkan pada berita acara rekapitulasi penghitungan suara nasional Pilpres 2024, Prabowo-Gibran berhasil meraup suara terbanyak yaitu mencapai 96.214.691 suara.
“Menetapkan hasil pemilihan umum presiden dan wakil presiden secara nasional berdasarkan berita acara nasional berdasarkan berita acara nomor 218/PL.01.08-BA/05/2024 dalam Pemilihan Umum Tahun 2024,” kata Ketua KPU Hasyim Asy'ari di Gedung KPU Jakarta, Rabu (20/3/2024).
Mengekor, di urutan kedua ada pasangan 01 Anies Baswedan—Muhaimin Iskandar sebanyak 40.971.906 suara. Lalu, jumlah suara sah pasangan 03 Ganjar Pranowo—Mahfud MD sebanyak 27.040.878 suara.