Bisnis.com, JAKARTA – Orang yang akan diusung Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai bakal calon wakil presiden untuk maju kembali di pemilihan presiden menentukan dirinya untuk terpilih kembali pada periode kedua.
Direktur Eksekutif Polcomm Institute Heri Budianto mengatakan Jokowi harus cermat dalam memilih pasangan, karena kondisinya saat ini jauh berbeda saat Susilo Bambang Yudhoyono ingin maju kembali di 2009.
“Jokowi elektabilitasnya tidak pernah tembus 50%. Ini warning, jika ingin mencalonkan kembali. Berbeda dengan SBY yang saat itu mencapai 60%,” katanya di Jakarta, Kamis (18/7/2018).
Heri menganalisis, secara menyeluruh ada kelemahan pembanding antara Jokowi dengan SBY yang sulit disamakan, seperti SBY adalah ketua umum partai, dan partainya mendominasi DPR.
Selain itu, tingkat kepuasan dan kinerja Jokowi menurun, karena dampak harga barang yang terus naik.
Saat ini kemungkinan terbesar Jokowi akan bertarung kembali dengan Prabowo Subianto di pilpres 2019. Jika Prabowo mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, harus ada pasangan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman serupa untuk menjadi penantang.
Baca Juga
“Jika Jokowi salah memilih pasangan, bisa dipastikan dia akan kalah di pilpres 2019,” jelas Heri.