Catatan Historis
Menariknya, Pilgub Jatim2018 ini adalah karena adanya beberapa catatan historis yang menarik. Pertama, Khofifah berhasil menang di Pilgub Jatim setelah dua kali kalah di pertarungan yang sama pada 2008 dan 2013. Bedanya Pilkada kali ini tidak mengenal putaran kedua sebagaimana pada periode sebelumnya.
Kedua, PKB dan PDIP yang menjadi partai utama pengusung Gus Ipul–Puti tidak pernah menang dalam tiga Pilgub terakhir.
Sepuluh tahun lalu, pasangan Achmady–Soehartono yang diusung PKB tumbang di putaran pertama. Kekalahan kembali dialami PKB pada 2013 saat mengusung pasangan Khofifah–Herman.
PDIP, yang pada 2008 mengusung Sutjipto–Ridwan Hisjam, juga kalah di putaran pertama sebagaimana yang dialami PKB.
Keinginan PDIP menempatkan kadernya sebagai orang nomor satu di Jatim kembali sirna setelah pasangan yang diusung Bambang DH–Said Abdullah kalah.
Meski demikian, kegagalan PKB dan PDIP memenangi Pilgub Jatim 2018 kontras dengan perolehan suara kedua partai pada pemilu 2014. Keduanya berhasil menempati posisi dua besar di DPRD Jawa Timur masing-masing dengan 20 dan 19 kursi. PKB dikenal sebagai partai yang dekat dengan nahdiyin atau warga Nahdlatul Ulama (NU).