Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bulan Depan, Australia & Uni Eropa Memulai Negosiasi FTA

Australia akan segera memulai negosiasi perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa, pasar dengan nilai US$17,3 triliun dan mencakup 500 juta orang.
Malcolm Turnbull/Reuters
Malcolm Turnbull/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Australia akan segera memulai negosiasi perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) dengan Uni Eropa, pasar dengan nilai US$17,3 triliun dan mencakup 500 juta orang.

Bagi Australia, potensi pasar yang sedemikian besar itu membuat Uni Eropa menjadi salah satu negara yang paling potensial dalam hubungan dagang.

Dalam sebuah pernyataan surat elektronik, Menteri Perdagangan Australia Steve Ciobo mengungkapkan pemerintahan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull akan memulai negosiasi dengan Komisaris Perdagangan Uni Eropa Cecilia Malmstrom di Brussels bulan depan guna mengamankan akses yang lebih baik untuk produk pertanian Australia.

Saat ini, akses perdagangan untuk sejumlah komoditas, termasuk daging sapi, daging domba, gula, keju dan beras ke Uni Eropa dibatasi oleh besaran tarif  yang signifikan oleh Benua Biru.

“Ini penting untuk bisnis Australia. Kami membuka pintu ke pasar terbesar dunia dan memberi mereka keunggulan kompetitif, ”kata Ciobo.

Selain mengurangi tarif tinggi yang dikenakan Eropa khusus untuk  produk pertanian, termasuk almond, silikon dan komponen otomotif, Australia ingin mengunci akses untuk jasa eksportir di sektor termasuk pendidikan, keuangan dan layanan profesional.

Perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa tersebut akan melengkapi perjanjian serupa yang telah diberlakukan antara Australia dengan negara mitra perdagangan utama. “Kami sekarang akan memiliki perjanjian atau negosiasi dengan semua mitra 10 perdagangan utama kami."

Negosiasi perdagangan dengan Benua Biru ini juga terjadi di tengah perang dagang yang berkembang antara AS dan China.

Seperti diketahui, Presiden Donald Trump pada pekan lalu telah mengumumkan rencana pengenaan tarif bea masuk impor atas sejumlah produk impor China senilai US$50 miliar. Pernyataan Trump ini langsung memicu respons cepat Beijing yang juga akan menerapkan tindakan serupa.

“Di saat negara-negara sedang membangun ‘tembok’, kami justru menciptakan peluang baru bagi bisnis Australia,” tutur Ciobo.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper