Bisnis.com, JAKARTA - Saudi Aramco tengah gencar mengamankan pasar baru untuk produk minyak mentah dan petrokimia dengan menggenjot investasi di India, China, dan Malaysia.
Saudi Aramco berencana meningkatkan kapasitas kilang minyak dari 5 juta barrel per day (bpd) menjadi 8 juta bpd hingga 10 juta bpd. Selain itu, produsen minyak terbesar di dunia itu ingin menggandakan produksi petrokimia pada 2030.
Abdulaziz al-Judaimi, Senior Vice President for Downstream Saudi Aramco mengungkapkan saat ini masih melakukan ekspansi proyek miliaran dolar di China, India, dan Malaysia. Pihaknya memasang target penyelesaian kemitraan baru pada tahun ini.
"Pasar yang kami ingin tumbuh dan harus tumbuh, pasar yang kuat, dengan permintaan yang baik dan tentu saja aset-aset ini harus diintegrasikan ke seluruh rantai nilai hilir,” ujarnya seperti dilansir melalui Reuters, Kamis (14/6/2018).
Dia menjelaskan bahwa Aramco telah memasuki usaha patungan tiga kilang di India dengan investasi US$44 miliar. Proyek tersebut mampu menghasilkan 1,2 juta bpd minyak dan terintegrasi dengan fasilitas petrokimia di pantai barat India.
Selain India, Aramco juga mengambil bagian 50% saham di proyek Petronas Refinery and Petrochemical Integrated Development (RAPID) di negara bagian Johor, Malaysia Selatan. Langkah itu untuk mendominasi pasokan di dua pasar minyak dengan pertumbuhan tercepat setelah China.
Sementara itu, Judaimi menyebut perseroan membangun proyek penyulingan dengan kapasitas 300.000 bpd di China. Dalam ekspansi tersebut, Aramco menggandeng perusahaan lokal, Norinco.