Bisnis.com, WINA -- Siemens Mobility berminat untuk berpartisipasi dalam pembangunan transportasi publik di Indonesia, terutama untuk transportasi massal kereta api.
Saat ini, kereta api produksi Siemens telah dipakai di sejumlah negara, antara lain Malaysia, AS, China, Polandia, Arab Saudi, dan Thailand.
"Indonesia potensinya sangat besar, tentu saja kami ingin berpartisipasi dalam pembangunan sistem transportasi di Indonesia," ujar Director of Sales Siemens Mobility Christoph Masopust saat menerima kunjungan delegasi Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI di Wina, Austria, Selasa (22/5/2018).
Kunjungan ke Siemens Mobility merupakan rangkaian dari kunjungan kerja BKSAP ke Austria. Kunjungan kerja ini dipimpin oleh Juliari P. Batubara.
Hadir dalam kunjungan itu Rofi' Munawar, Nazarudin Kiemas, SB Wiryanti Sukamdani, Jalaludin Rakhmat, Syamsul Bachri, Rachel Maryam Sayidina, Melani Leimena Suharli, Bara K. Hasibuan, Mahfudz Abdurrahman, Achmad Farial, Ahmad Syahroni, dan Mukhtar Tompo.
SB Wiryanti Sukamdani mengemukakan saat ini Indonesia sedang membangun transportasi publik berbasis rel, antara lain Mass Rapid Transit (MRT), kereta layang, dan kereta cepat. Dia mempertanyakan nilai yang bisa ditawarkan oleh Siemens.
Hal senada diungkapkan Rachel Maryam Sayidina. Dia mengungkapkan di tengah upaya pemerintah membangun infrastruktur ada masalah pendanaan.
Rachel mempertanyakan apakah Siemens dapat memberikan harga yang kompetitif, tapi di sisi lain tidak menimbulkan masalah tenaga kerja di Indonesia. Hal ini terkait dengan isu penggunaan tenaga kerja asing yang menuai pro kontra di masyarakat.
"Apakah Siemens punya solusi finansial dan masalah tenaga kerja?" ungkapnya.
Terkait hal ini, Masopust mengatakan pihaknya dapat bernegosiasi untuk mencapai kesepakatan di antara kedua pihak, antara lain menyangkut finansial, tenaga kerja, maupun transfer teknologi.