Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Australia sedang mencari 50 atlet dan pejabat olahraga yang hilang sebulan sejak penyelenggaraan Commonwealth Games 2018 di Gold Coast pada 4-15 April. Otoritas Negeri Kangguru juga menyebutkan 190 orang lainnya sedang mencari suaka.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Australia Peter Dutton mengatakan pihaknya sudah melakukan operasi khusus untuk menemukan 50 orang tersebut untuk membawa mereka ke tahanan imigrasi sebelum nantinya dideportasi.
Dia menyebutkan 190 orang lainnya sudah mengajukan visa perlindungan, sebuah jenis visa di Australia yang diberikan bagi pengungsi. Di luar itu, sebanyak 15 orang lainnya sudah mengajukan permohonan untuk jenis visa lainnya.
Meski kasus masa tinggal atlet yang tidak sesuai dengan visa atau mengajukan suaka ke negara penyelenggara acara olahraga sering terjadi, tapi jumlah klaim yang tercatat kali ini sangatlah tinggi. Dalam Commonwealth Games di Melbourne pada 2006, di Manchester pada 2002, dan Glasgow pada 2014, biasanya jumlahnya hanya puluhan orang.
Dilansir dari Reuters, Selasa (22/5/2018), lebih dari 6.600 atlet dan pejabat kontingen menghadiri Commonwealth Games 2018. Beberapa atlet, termasuk yang berasal dari Kamerun, tidak muncul dalam pertandingan.
Dutton menyampaikan di bawah UU imigrasi, orang-orang yang mengajukan visa perlindungan sementara waktu akan diberikan visa tertentu, yang memungkinkan mereka untuk tinggal di Australia sampai klaim mereka selesai diproses.
Pencari suaka adalah masalah politik yang sangat sensitif di Australia, di mana negara ini memiliki kebijakan untuk menghentikan orang-orang tersebut sebelum mereka mendarat di sana. Kebijakan itu memperbolehkan Australia mengirim para pengungsi untuk diproses di kamp-kamp di Papua Nugini dan Nauru, membuatnya dikecam PBB dan kelompok-kelompok hak asasi internasional.
Australia mempertahankan peraturan ketat tersebut dengan dalih bahwa itu adalah cara untuk menghalangi orang-orang melakukan perjalanan laut yang berbahaya.