Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemensos Turunkan Tim Layanan Dukungan Psikososial ke Surabaya

Kementerian Sosial menurunkan tim Layanan Dukungan Psikososial ke Surabaya pascakejadian peledakan bom di Surabaya.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat seusai menghadiri Bimbingan Pemantapan Sumber Daya Manusia (SDM) Program Keluarga Harapan (PKH) 2018 di Manado, Minggu (13/5/2018)./Bisnis-Kurniawan A. Wicaksono
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat seusai menghadiri Bimbingan Pemantapan Sumber Daya Manusia (SDM) Program Keluarga Harapan (PKH) 2018 di Manado, Minggu (13/5/2018)./Bisnis-Kurniawan A. Wicaksono

Bisnis.com, MANADO – Kementerian Sosial menurunkan tim Layanan Dukungan Psikososial ke Surabaya pascakejadian peledakan bom di Surabaya.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat seusai menghadiri Bimbingan Pemantapan Sumber Daya Manusia (SDM) Program Keluarga Harapan (PKH) 2018 di Manado, Minggu (13/5/2018).

“Hari ini juga tim LDP [Layanan Dukungan Psikososial] berangkat ke Surabaya untuk mengidentifikasi keluarga korban. Mereka penting untuk kita support dan kuatkan,” ujarnya.

Menurutnya, kejadian yang menyangkut terorisme di Surabaya ini jelas memprihatikan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Turunnya tim LDP ke lapangan, sambungnya, diharapkan memberikan dukungan agar korban maupun keluarganya tidak trauma berkepanjangan.

Terkait dengan santunan, Harry memaparkan sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial No. 4/2015, para korban bencana sosial itu akan mendapatkannya. Berdasarkan beleid tersebut, kepada ahli waris akan diberikan santunan Rp15 juta. Ada pula bantuan lain.

Selain itu, seperti yang sudah terjadi di beberapa tempat, korban-korban kasus konflik seperti terorisme ini juga berpotensi diikutkan dalam program keluarga harapan (PKH). Kemensos juga bisa memberi akses untuk program Indonesia Pintar dan Indonesia Sehat.

“Intinya, meraka butuh perlindungan. Jangan sampai ada trauma dan antipati, termasuk napiternya sendiri,” imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper