Kabar24.com, JAKARTA - Perusahaan perangkat telekomunikasi asal China, Xiaomi Corp., bersiap masuk bursa dengan membidik dana hasil penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) senilai US10 miliar.
Rencana IPO yang diserahkan pada Kamis (3/5/2018), menjadikan Xiaomi sebagai perusahaan pertama di Hong Kong yang menggunakan aturan baru dual-class shares (pencatatan saham dalam dua seri).
Adapun aturan tersebut didesain untuk menarik perusahaan teknologi agar mau mendaftar di bursa Hong Kong, sehingga aksi korporasi Xiaomi ini pun menjadi kemenangan besar bagi Hong Kong di tengah-tengah persaingan panas dengan New York dan China daratan.
“Untuk Hong Kong yang memiliki kesempatan sebesar ukuran Xiaomi dapat memperlihatkan ke institusi lain di luar sana bahwa mereka dapat mempertimbangkan bursa Hong Kong yang memiliki kejelasan arah,” kata Keith Pogson, Mitra Senior untuk layanan keuangan di EY, seperti dikutip Reuters, Kamis (3/5/2018).
Seorang sumber yang tidak ingin disebutkan identitasnya menyampaikan, pendaftaran ini diharapkan dapat mengangkat nilai pasar perusahaan yang berbasis di Beijing tersebut ke rentang US$80 miliar-US$100 miliar, hanya dalam tempo 8 tahun sejak pertama kali berdiri di China.
Adapun jika incaran dana sebesar US$10 miliar tersebut tercapai, itu akan menjadi IPO terbesar sejak raksasa internet China, Alibaba Group Holding Ltd., meraup total US$25 miliar lewat IPO di New York pada 2014.
Menurut sumber yang mengerti jalannya diskusi, pelaksanaan IPO diproyeksikan berlangsung secepatnya pada awal Juni.
Dua orang berbeda menyatakan bahwa nilai perusahaan akan sedikit diturunkan menjadi sedikit di atas US$70 miliar. Salah seorang di antara mereka mengatakan bahwa Xiaomi melepas sekitar 15% saham dalam IPO. Adapun Xiaomi menolak memberikan komentar terkait valuasinya.
Sementara prospektusnya memperlihatkan kepada investor mengenai rincian kesehatan keuangan Xiaomi menjelang IPO. Selain itu, juga memperlihatkan ketahanan Xiaomi dalam menghadapi perlambatan dalam pasar ponsel pintar global dengan ditopang oleh pasar luar negeri seperti India.
Adapun perusahaan mengungkapkan pendapatan Xiaomi mencapai 114,62 miliar yuan (US$18 miliar) pada 2017, naik 67,5% dari 2016. Laba operasionalnya pun naik menjadi 12,22 miliar yuan dari sebelumnya 3,79 miliar yuan secara tahunan.
Xiaomi juga membuat kerugian bersihnya sebanyak 43,89 milair yuan di hadapan laba sebanyak 491,6 miliar yuan pada 2016. Kendati demikian, hal ini dipengaruhi oleh perubahan nilai yang wajar dari saham preferen yang dapat ditebus konversi.