Bisnis.com, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa (1/5/2018) mengatakan ia kemungkinan akan berangkat ke Yerusalem, kota tempat Amerika Serikat memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv pada akhir bulan ini.
Pemindahan kedutaan besar AS dilakukan setelah ia mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota negara Israel. Kemungkinan perjalanan ke Israel itu diungkapkan Trump kepada para wartawan di Gedung Putih.
Kedutaan besar AS dijadwalkan dibuka pada 14 Mei di sebuah lokasi sementara sambil menunggu lokasi permanen selesai dibangun.
Sebelumnya pada Selasa (1/5/2018) , Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam wawancara dengan Fox News bahwa ia akan merasa "bahagia" jika presiden AS hadir.
Trump bulan lalu mengisyaratkan bahwa ia akan mendukung pembukaan kedutaan, yang membuat hubungan dengan sekutu-sekutu Arab menjadi buruk namun memperkuat hubungan dengan Netanyahu.
"Saya akan senang sekali jika ia bisa hadir di sini. Ini adalah keputusannya. Undangan terbuka baginya," kata Netanyahu dalam program "Fox & Friends".
Baca Juga
Palestina telah menyatakan kemarahan setelah Amerika Serikat memutuskan memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Palestina selama ini menginginkan bagian timur Yerusalem sebagai Ibu Kotanya di masa depan. Keputusan Trump itu juga telah mengundang kecaman dari seluruh dunia.