Kabar24.com, JAKARTA – China menjamin penambahan kuota untuk pendanaan investasi dalam aset sekuritas di luar negeri (outbound) untuk pertama kalinya dalam tiga tahun.
Selain itu, Negeri Panda akan melonggarkan tekanan modalnya dan membuka sektor keuangannya senilai US$40 triliun.
Data dari Administrasi Negara untuk Valuta Asing memperlihatkan kuota The Qualified Domestic Institutional Investor melonjak menjadi US$98,33 miliar per 24 April 2018, dari sebelumnya US$89,99 miliar, kenaikan pertama kali sejak Maret 2015.
Perubahan ini mengikuti persetujuan sejenis sebelumnya, yaitu lebih dari dua kali lipat kuota diberikan untuk investasi potofolio keluar (outbound portofolio investment).
Para pemimpin China menyajikan beberapa perhitungan untuk membuka diri sejak awal bulan ini sebagai upayanya berintegrasi dengan pasar global.
Para regulator juga meghapus beberapa tekanan yang diterapkan beberapa tahun ini untuk membendung arus modal keluar karena yuan kembali kepada tren depresiasi di paruh kedua tahun lalu disebabkan penguatan dolar AS.
Gao Qi, strategis di Scotiabank, Singapura, menyatakan hal ini memperlihatkan para pembuat kebijakan China tidak lagi khawatir dengan pelemahan yuan dan yakin bahwa pasar keuangan dapat menahan beberapa arus modal keluar.
“China akan terus melonggarkan pembatasan modal, mereka akan mengijinkan lebih banyak modal keluar untuk menarik investor asing. Namun kecepatannya akan gradual dan para pembuat kebijakan akan mengambil risiko,” katanya seperti dikutip Bloomberg, Selasa (25/4/2018).
Selain itu, Gubernur Bank Sentral China (PBoC) Yi Gang berjanji untuk mempercepat pembukaan pasar Negeri Panda dalam pidatonya awal bulan ini. Di dalam pidato itu, Yi Gang juga akan melebarkan akses perbankan asing, meningkatkan kuota harian dalam hubungan saham, dan menghapuskan restriksi dalam perusahaan patungan untuk memberikan mereka kesempatan mengambil saham mayoritas di dalam perusahaan patungan domestik Negeri Panda.
“Beberapa pembatasan kepemilikan akan dihilangkan secepatnya pada 30 Juni,” ujar Yi.
Tommy Xie, ekonom Oversea-Chinese Banking Corp. di Singapura menilai, membuka perekonomian telah menjadi kata kunci pada tahun ini. Dia menambahkan, kebijakan relaksasi yang dikeluarkan Pemerintah China telah menunjukkan komitmen mereka.
“Pola pikir regulator telah berubah dari mengembangkan arus modal masuk untuk mempertahankan aliran portofolio agar lebih seimbang, tepat ketika yuan menjadi lebih stabil,” katanya.
Adapun yuan telah melemah 0,23% menjadi 6.321 per dolar AS setelah menyentuh level terendahnya dalam bulan ini di level 6,324.
Sementara itu, program China bernama Qualified Domestic Institutional Investor (QDII) ini akan berlaku bagi pendanaan domestik China dan perusahaan asing yang memiliki lisensi operasional di China. Investor asing pun telah meningkatkan kepemilikan mereka untuk obligasi China menjadi 162 miliar yuan dalam tiga bulan pertama tahun ini, kenaikan kuartalan terbesar kedua sepanjang sejarah setelah sebelumnya sempat mencapai 1,4 triliun yuan.